Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Eja SGIE dalam Bahasa Indonesia saat Debat, TKN: Namanya Juga Lidah Jawa

Kompas.com - 24/12/2023, 18:08 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid menyebutkan, pelafalan atau pengejaan State of the Global Islamic Economy (SGIE) oleh calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka tidak lah penting.

Diketahui, Gibran melafalkan “SGIE” dalam bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris, dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023) lalu.

“Kalau soal pengejaan sih enggak penting. Namanya juga ilat Jowo (lidah Jawa). Enggak usah mengada-ada dan dijadikan alasan. Mohon maklum, ya,” kata Nusron dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (24/12/2023).

Baca juga: Singgung SGIE dalam Debat Cawapres, Gibran Disebut Berkomitmen Optimalkan Ekonomi Syariah

Nusron juga memohon maaf kepada pasangan calon nomor urut 1 dan 3 apabila pertanyaan Gibran agak merepotkan.

“Ini bukan masalah singkatan, tapi masalah upaya meningkatkan peringkat negara dalam pengembangan ekonomi syariah,” kata Nusron.

Nusron secara khusus juga menyentil calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang diberi pertanyaan soal SGIE oleh Gibran dalam debat cawapres.

“Pak Muhaimin kan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), berbasis Nahdlatul Ulama (NU). Jargonnya kan yang paling dekat dan memperjuangkan umat. Ternyata tidak peduli dengan ekonomi syariah dan umat,” ujar Nusron.

Dalam debat cawapres, Jumat lalu, Gibran mengajukan pertanyaan soal SGIE kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.

Baca juga: Pengamat Nilai Kubu Gibran Siapkan Pertanyaan Soal Karbon dan SGIE untuk Kecoh Lawan

Selain itu, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut juga bertanya soal carbon captured and storage (CCS) kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, Gibran berniat mengecoh lawan dengan mengajukan pertanyaan terkait istilah yang tidak lazim.

"Kedua materi serangan itu jelas sudah dipersiapkan matang oleh tim Gibran, untuk mengecoh lawan," kata Umam kepada Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).

Umam menuturkan, isu CCS sengaja ditujukan pada Mahfud dalam konteks penegakan hukum, sedangkan SGIE ditanyakan ke Muhaimin karena terkait ekonomi Islam.

Menurut Umam, dua pertanyaan itu sengaja ditembakkan ke Mahfud dan Muhaimin untuk merusak kredibilitas mereka.

 

"Gibran tampak sengaja berusaha mendelegitimasi kredibilitas Mahfud dan Imin, di dua bidang yang seharusnya keduanya paham, tapi dikecoh dengan permainan istilah atau semacam permainan tebakan di tengah jutaan diksi," kata Umam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com