Ia mengeklaim punya hasil survei dari lembaga lain yang menunjukkan hasil berbeda.
Namun, ia mengakui bahwa urvei Litbang Kompas bakal dijadikan pemicu agar lebih gencar meningkatkan elektabilitas di sisa waktu masa kampanye.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Kebanyakan Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Naik
"Tidak apa-apa, jadi sebenarnya ada survei-survei yang lain, buat kami itu jadi pemicu saja agar kita bisa berpacu lebih bagus lagi karena waktu masih ada dan konsolidasi sekarang sedang dilakukan," kata Ganjar di Mal FX Sudirman, Jakarta, Senin.
Ganjar mengaku bakal mencari penyebab elektabilitasnya anjlok, meski ia menduga salah satu penyebabnya adalah isu-isu tertentu yang beredar di tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, ia akan meminta partai politik pengusung dan relawan pendukung meluruskan isu-isu tersebut.
"Karena memang ada isu-isu yang kemarin itu bersliweran, mungkin itu juga yang para pemilih punya determinasi untuk memilih. Jadi kita akan clearance di tempat-tempat tertentu, kita juga punya petanya," kata dia.
Di samping itu, Ganjar juga mengonsolidasikan partai-partai politik pengusung agar pemilihnya solid memilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Politikus PDI-P ini mengakui bahwa banyaknya pemilihan yang mesti dilakoni membuat konsentrasi partai politik terpecah, tidak fokus memenangkan pemilihan presiden.
Ia juga mengungkapkan ada fenomena split-ticket voting di mana seseorang tidak memilih calon presiden yang diusung oleh partai politik pilihan orang tersebut.
"Posisi-posisi swing seperti inilah yang secara kepartaian sekarang sedang dikonsolidasikan oleh partai pendukung, partai pengusung juga. Sehingga kawan-kawan sekarang sedang bekerja untuk itu," ujar Ganjar.
Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengungkapkan bahwa memperkuat asosiasi antara Jokowi dan Ganjar merupakan salah satu srategi yang bakal ditempuh.
"Kami sebetulnya yakin bahwa nanti publik menilai tentang sosok Mas Ganjar ini adalah blusukan plus, Mas Ganjar ini adalah Jokowi 3.0. Jadi asosiasi itu yang mungkin dengan melihat hasil (survei Litbang) Kompas yang perlu kami perkuat," kata Andi di Media Center TPN, Jakarta, Senin.
Andi pun menegaskan bahwa Ganjar tidak akan membatalkan program-program yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi selama 10 tahun terakhir, sebagaimana tertuang dalam dokumen visi dan misi yang disetorkan ke KPU.
"Inti dari visi misi itu Indonesia unggul yang pada dasarnya memuat apa program-program strategis yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi, Mas Ganjar akan melakukannya lebih baik dan lebih cepat," ujar Andi.
Ia mencontohkan, Ganjar berkomitmen untuk mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota hijau dan kota digital sesuai visi Indonesia-sentris.
Ganjar juga bakal melanjutkan kebijakan hilirisasi, bahkan memperdalamnya dengan memastikan hilirisasi dilakukan menggunakan sumber energi hijau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.