Salin Artikel

Anjloknya Elektabilitas Ganjar dan Melejitnya Prabowo di Survei Litbang "Kompas"

Survei yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan, peta elektabilitas calon presiden (tanpa pasangan) dipimpin oleh Prabowo Subianto di angka 39,7 persen, diikuti Ganjar Pranowo (18 persen), dan Anies Baswedan (17,4 persen).

"Ganjar yang sebelumnya unggul tipis atas Prabowo dengan selisih 2,8 persen sekarang posisinya terbalik, lebih unggul Prabowo dengan jarak keterpilihan mencapai 21,7 persen," tulis Litbang Kompas, Senin (11/12/2023).

Jarak antara Ganjar dan Anies pun semakin tipis dari keunggulan 14,9 persen kini menyempit menjadi 0,6 persen.

Untuk diketahui, pada Agustus 2023 Ganjar memiliki elektabilitas 34,1 persen, unggul dari Prabowo (31,3 persen) dan Anies (19,2 persen).

Survei pada Desember 2023 juga menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, elektabilitasnya tertinggal dibandingkan dua pasangan lain.

Pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen, unggul cukup jauh dibandingkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen).

Sementara itu, masih ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihan mereka.

Menurut Litbang Kompas, melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan pemilih Presiden Joko Widodo.

Soliditas dukungan dari orang-orang yang pada Pemilu 2019 memilih PDI-P kepada Ganjar yang pada Agustus 2023 mencapai 60,6 persen sekarang tinggal 40,7 persen.

Sebaliknya, pemilih PDI-P yang memberikan suaranya kepada Prabowo cenderung meningkat, dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.

Di sisi lain, Tim Litbang Kompas juga menemukan simpatisan Jokowi atau bekas pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 yang mendukung Ganjar beralih ke Prabowo.

Namun, pada survei Desember 2023, situasi ini terbalik. Mayoritas bekas pendukung Jokowi saat ini memilih Prabowo dengan angka 29,8 dan hanya 27,4 persen mendukung Ganjar.

Respons Ganjar

Ganjar mengaku tidak kecil hati dengan hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitasnya turun drastis.

Ia mengeklaim punya hasil survei dari lembaga lain yang menunjukkan hasil berbeda.

Namun, ia mengakui bahwa urvei Litbang Kompas bakal dijadikan pemicu agar lebih gencar meningkatkan elektabilitas di sisa waktu masa kampanye.

"Tidak apa-apa, jadi sebenarnya ada survei-survei yang lain, buat kami itu jadi pemicu saja agar kita bisa berpacu lebih bagus lagi karena waktu masih ada dan konsolidasi sekarang sedang dilakukan," kata Ganjar di Mal FX Sudirman, Jakarta, Senin.

Ganjar mengaku bakal mencari penyebab elektabilitasnya anjlok, meski ia menduga salah satu penyebabnya adalah isu-isu tertentu yang beredar di tengah masyarakat.

Oleh sebab itu, ia akan meminta partai politik pengusung dan relawan pendukung meluruskan isu-isu tersebut.

"Karena memang ada isu-isu yang kemarin itu bersliweran, mungkin itu juga yang para pemilih punya determinasi untuk memilih. Jadi kita akan clearance di tempat-tempat tertentu, kita juga punya petanya," kata dia.

Di samping itu, Ganjar juga mengonsolidasikan partai-partai politik pengusung agar pemilihnya solid memilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Politikus PDI-P ini mengakui bahwa banyaknya pemilihan yang mesti dilakoni membuat konsentrasi partai politik terpecah, tidak fokus memenangkan pemilihan presiden.

Ia juga mengungkapkan ada fenomena split-ticket voting di mana seseorang tidak memilih calon presiden yang diusung oleh partai politik pilihan orang tersebut.

"Posisi-posisi swing seperti inilah yang secara kepartaian sekarang sedang dikonsolidasikan oleh partai pendukung, partai pengusung juga. Sehingga kawan-kawan sekarang sedang bekerja untuk itu," ujar Ganjar.

Asosiasikan Ganjar dengan Jokowi

Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengungkapkan bahwa memperkuat asosiasi antara Jokowi dan Ganjar merupakan salah satu srategi yang bakal ditempuh.

"Kami sebetulnya yakin bahwa nanti publik menilai tentang sosok Mas Ganjar ini adalah blusukan plus, Mas Ganjar ini adalah Jokowi 3.0. Jadi asosiasi itu yang mungkin dengan melihat hasil (survei Litbang) Kompas yang perlu kami perkuat," kata Andi di Media Center TPN, Jakarta, Senin.

Andi pun menegaskan bahwa Ganjar tidak akan membatalkan program-program yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi selama 10 tahun terakhir, sebagaimana tertuang dalam dokumen visi dan misi yang disetorkan ke KPU.

"Inti dari visi misi itu Indonesia unggul yang pada dasarnya memuat apa program-program strategis yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi, Mas Ganjar akan melakukannya lebih baik dan lebih cepat," ujar Andi.

Ia mencontohkan, Ganjar berkomitmen untuk mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota hijau dan kota digital sesuai visi Indonesia-sentris.

Ganjar juga bakal melanjutkan kebijakan hilirisasi, bahkan memperdalamnya dengan memastikan hilirisasi dilakukan menggunakan sumber energi hijau.

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/12/08331751/anjloknya-elektabilitas-ganjar-dan-melejitnya-prabowo-di-survei-litbang

Terkini Lainnya

UU KIA Disahkan, Ini Ketentuan Gaji Ibu Cuti 6 Bulan

UU KIA Disahkan, Ini Ketentuan Gaji Ibu Cuti 6 Bulan

Nasional
Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, PKB: Ya Bagus, Ketum PSI...

Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, PKB: Ya Bagus, Ketum PSI...

Nasional
Anggota Komisi V Yakin Basuki Bisa Gantikan Kinerja Kepala OIKN

Anggota Komisi V Yakin Basuki Bisa Gantikan Kinerja Kepala OIKN

Nasional
Ahli: Jalan Layang MBZ Belum Bisa Disebut Tol

Ahli: Jalan Layang MBZ Belum Bisa Disebut Tol

Nasional
KPK Benarkan 3 Saksi Harun Masiku Masih Satu Keluarga

KPK Benarkan 3 Saksi Harun Masiku Masih Satu Keluarga

Nasional
Usut Korupsi 109 Ton Emas, Kejagung: Emas yang Beredar Tetap Bisa Dijual di Antam

Usut Korupsi 109 Ton Emas, Kejagung: Emas yang Beredar Tetap Bisa Dijual di Antam

Nasional
Ahli Sebut Jalan Tol MBZ Seharusnya Datar, Bukan Bergelombang

Ahli Sebut Jalan Tol MBZ Seharusnya Datar, Bukan Bergelombang

Nasional
Pergantian Kepala Otorita IKN Dipertanyakan Puan, Dibela Anggota Komisi V DPR

Pergantian Kepala Otorita IKN Dipertanyakan Puan, Dibela Anggota Komisi V DPR

Nasional
KPK Geledah 7 Lokasi Terkait Kasus PT PGN, Amankan Dokumen Transaksi Gas

KPK Geledah 7 Lokasi Terkait Kasus PT PGN, Amankan Dokumen Transaksi Gas

Nasional
DPR Sahkan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak, Ini 6 Poin Pentingnya

DPR Sahkan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak, Ini 6 Poin Pentingnya

Nasional
Komentari Kebijakan Pemerintah Beri Konsesi Tambang untuk Ormas, Eks Menag Bilang Harus Berbasis 4 Nilai

Komentari Kebijakan Pemerintah Beri Konsesi Tambang untuk Ormas, Eks Menag Bilang Harus Berbasis 4 Nilai

Nasional
WNI Tanpa Visa Haji Ditangkap di Arab Saudi, Menag: Terbukti Sekarang Jadi Masalah

WNI Tanpa Visa Haji Ditangkap di Arab Saudi, Menag: Terbukti Sekarang Jadi Masalah

Nasional
Spesifikasi Beton Turun, Kekuatan Tol MBZ Disebut Hanya Tahan 75 Tahun

Spesifikasi Beton Turun, Kekuatan Tol MBZ Disebut Hanya Tahan 75 Tahun

Nasional
Beri Catatan untuk APBN 2025, Said Abdullah Ingin Masalah Hilirisasi dan Kemandirian Pangan Jadi Fokus Utama

Beri Catatan untuk APBN 2025, Said Abdullah Ingin Masalah Hilirisasi dan Kemandirian Pangan Jadi Fokus Utama

Nasional
DPR Dengar 100.000 Jemaah Umrah Belum Pulang, Diduga Mau Haji Colongan

DPR Dengar 100.000 Jemaah Umrah Belum Pulang, Diduga Mau Haji Colongan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke