Hubungan langsung ini menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dan responsif terhadap kebutuhan lokal.
Pergeseran ke penunjukan oleh presiden dapat mengganggu dinamika ini, yang berpotensi membuat tata kelola pemerintahan menjadi kurang selaras dengan kebutuhan dan aspirasi warga Jakarta.
Para pendukung usulan perubahan ini berpendapat bahwa gubernur yang ditunjuk oleh presiden akan meningkatkan efisiensi dan memastikan keselarasan dengan prioritas nasional.
Pendekatan ini diyakini akan bermanfaat bagi kelancaran pelaksanaan kebijakan nasional di tingkat kota.
Faktor ini mungkin sangat penting mengingat rencana Indonesia untuk memindahkan ibu kotanya ke Kalimantan Timur.
Mereka berpendapat bahwa gubernur yang ditunjuk secara terpusat dapat mengimplementasikan strategi nasional secara lebih efektif, berpotensi mengurangi rintangan birokrasi dan membina hubungan yang lebih sinergis antara rencana pembangunan kota dan strategi pemerintah nasional.
Terlepas dari argumen-argumen tersebut, para kritikus berpendapat bahwa manfaat yang dirasakan ini tidak dapat dijadikan alasan untuk melemahkan keterlibatan demokratis dan tata kelola lokal.
Pemilihan gubernur secara langsung memastikan bahwa kepemimpinan tetap selaras dengan tantangan-tantangan unik di Jakarta.
Selain itu, mereka menegaskan bahwa solusi yang disesuaikan, yang lahir dari pemahaman mendalam mengenai tantangan-tantangan lokal ini, lebih mungkin muncul dari struktur pemerintahan yang berakar pada proses demokrasi lokal.
Para pengkritik juga menekankan risiko sentralisasi kekuasaan, yang bertentangan dengan upaya desentralisasi yang sangat penting untuk memenuhi beragamnya kebutuhan daerah di Indonesia.
Sebagai ibu kota negara, Jakarta menghadapi serangkaian tantangan perkotaan yang berbeda. Tantangan-tantangan tersebut antara lain masalah lalu lintas dan lingkungan, serta kebutuhan akan pembangunan kota yang berkelanjutan, perumahan, dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan sosial.
Model tata kelola pemerintahan yang menekankan pada otonomi daerah memungkinkan pengembangan kebijakan dan strategi yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan-tantangan unik ini.
Otonomi daerah memastikan bahwa tata kelola kota dapat menjadi lincah dan responsif terhadap dinamika kota besar seperti Jakarta yang terus berubah.
Dalam sistem yang berlaku saat ini, pertanggungjawaban langsung gubernur kepada warga Jakarta memainkan peran penting dalam mendorong partisipasi publik dan memastikan pemerintahan yang transparan.
Pertanggungjawaban langsung ini mendorong para pemilih untuk lebih terlibat dalam proses politik, sehingga memperkuat praktik-praktik demokrasi.