Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bantah Pemberian Bansos Sebabkan Kenaikan Harga Beras

Kompas.com - 09/11/2023, 16:31 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah anggapan yang menyebut bahwa kenaikan harga beras disebabkan pemberian bantuan sosial (bansos) beras oleh pemerintah.

Menurut Jokowi, justru beras bansos ditujukan untuk operasi pasar. Dengan harapan, permintaan pasar akan turun. Sehingga, harga beras juga akan ikut turun.

"Ya enggak. Justru bansos itu kayak operasi pasar, sehingga dengan diberikan bansos itu permintaan masyarakat jadi turun. Kalau permintaan turun, supply-nya tetap, harganya bisa turun, teorinya seperti itu," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meninjau SMK Negeri 1 Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Kamis (9/11/2023), sebagaimana dilansir YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Jokowi: Harga Beras Belum Bisa Turun secara Drastis, tapi Paling Tidak Sudah Tak Naik

"Tapi memang (harga beas) belum (menurun drastis). Ini yang kita akan lakukan, ada operasi pasar ada, kemudian beras cadangan pemerintah ada, bantuan pangan beras 10 kilogram untuk 21,3 juta masyarakat juga sudah," katanya lagi.

Kepala Negara pun mengakui bahwa harga beras belum bisa mengalami penurunan secara drastis.

Namun, menurutnya, yang terpenting adalah saat ini harga beras tidak kembali mengalami kenaikan.

"Sampai saat ini belum bisa turun secara drastis tapi paling tidak sudah tidak naik," ujar Jokowi.

Baca juga: Stabilkan Harga, Pemerintah Tanggung Bea Masuk Beras Impor Rp 450 Per Kilogram

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lantas menjelaskan bahwa kenaikan harga beras memang sudah terjadi dalam waktu agak lama.

Menurutnya, semua upaya untuk menurunkan harga beras sudah dilakukan pemerintah. Tetapi, saat ini harga jual beras di pasar internasional juga mengalami kenaikan.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, ada sejumlah komoditas pangan lainnya yang juga mengalami kenaikan harga. Salah satunya cabai yang mencapai Rp 100.000 per kilogram.

"Kalau yang naik tinggi memang cabai tapi ini kan musiman. Kalau musimnya seperti ini pasti (naik), tadi udah mencapai Rp 100.000. Tapi yang lain-lain saya lihat bawang merah, bawang putih, telur semuanya kondisinya stabil," kata Jokowi.

"Pasti ada-lah segitu banyaknya komoditas kemudian ada satu-dua yang naik, tapi yang paling penting kita akan berusaha keras di beras karena itu makanan pokok kita," ujarnya lagi.

Baca juga: Tekan Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Akan Tambah Bantuan Pangan hingga Desember 2023

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan memperpanjang pemberian bantuan beras hingga Juni 2024 mendatang.

Kebijakan itu diambil setelah Presiden Jokowi menggelar rapat bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang membahas soal perpanjangan penyaluran bantuan pangan pada Senin (6/11/2023), di Istana Merdeka Jakarta.

Dalam rapat tersebut, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pemberian bantuan pangan berupa beras hingga Juni 2024 mendatang.

Adapun bantuan beras diberikan sebanyak 10 kilogram per keluarga penerima manfaat. Bantuan tersebut pertama kali dibagikan pada September 2023.

Baca juga: Jokowi: Harga Beras Belum Bisa Turun secara Drastis, tapi Paling Tidak Sudah Tak Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com