Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala PDI-P Bersedih Ditinggalkan Jokowi, tapi Megawati Tetap Tersenyum...

Kompas.com - 30/10/2023, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Atas uji materi itu, seseorang yang belum berusia 40 tahun bisa maju sebagai capres atau cawapres jika punya pengalaman sebagai kepala daerah atau pejabat lain yang dipilih melalui pemilu.

Berkat putusan MK tersebut, Gibran yang baru berusia 36 tahun dapat maju sebagai cawapres. Putusan MK ini kontroversial lantaran diketuk oleh Anwar Usman yang merupakan adik ipar Jokowi sekaligus paman Gibran.

Untuk menunjukkan rasa duka terhadap situasi demokrasi di Indonesia, sejumlah elite PDI-P sengaja mengenakan seragam warna hitam dalam beberapa kesempatan belakangan ini.

"Saya hari ini sengaja menggunakan baju hitam sebagai keprihatinan atas jalan mundur demokrasi di Indonesia karena ambisi kekuasaan," kata Hasto Kristiyanto saat menerima audiensi Duta Besar Inggris untuk Indonesia yang baru, Dominic Jermey, di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah juga mengenakan seragam hitam saat menghadiri pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

"Menggunakan uniform hitam untuk menggambarkan suasana duka saya terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang mengarah pada satu tindakan-tindakan yang di luar dari prinsip demokrasi dan keadilan itu sendiri," kata Basarah.

Menurut Basarah, bukan hanya dirinya yang merasa sedih dan kecewa terhadap putusan MK tersebut, tetapi juga masyarakat umum. Basarah berpandangan, masyarakat luas kini memandang MK yang seharusnya menjadi penjaga marwah konstitusi justru mengalami degradasi.

"Bahkan dari beberapa orang hakim Mahkamah Konstitusi pun membuat pernyataan yang sama nadanya dengan kekecewaan kesedihan yang saya simbolisasikan dengan baju partai saya yang berwarna hitam ini," tutur Wakil Ketua MPR RI itu.

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menggandeng Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, usai menghadiri pelantikan Wali Kota Semarang, Senin (30/1/2022)Kompas.com/Akun Twitter Gibran Rakabuming Raka @Gibran_Tweet Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menggandeng Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, usai menghadiri pelantikan Wali Kota Semarang, Senin (30/1/2022)
Basarah pun menyatakan, Gibran telah membangkang keputusan partai dengan menjadi cawapres Prabowo. Gibran dianggap tidak tegas lurus dengan keputusan partai yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai bakal capres-cawapres.

"Ketika Mas Gibran kemudian keluar dari skema keputusan yang sudah diambil oleh Bu Megawati Soekarnoputri dan bahkan mencalonkan diri sebagai bakal cawapres di luar garis keputusan partai, maka secara konstitusi partai, secara aturan partai dia telah melakukan pembangkangan," kata Basarah.

Oleh karenanya, menurut Basarah, dengan menjadi cawapres Prabowo, Gibran otomatis tak lagi menjadi bagian dari PDI-P, meski partai banteng tak melakukan pemecatan.

"Tanpa adanya surat resmi pemberhentian Mas Gibran dari DPP partai, maka sesungguhnya secara etika politik dari dalam hatinya dan dari penilaian publik, Mas Gibran sudah keluar dari PDI Perjuangan itu sendiri," ujar Basarah.

Senyum Megawati

Meski demikian, PDI-P tak menjawab tegas ketika ditanya soal hubungan Jokowi dengan Megawati pasca manuver Gibran. Katanya, Mega hanya tersenyum tanpa beban ketika diisukan pecah kongsi dengan kepala negara.

“Ibu senyum-senyum saja yang penting gusti ora sare, gitu. Tuhan tidak tidur. Nurani Ibu (Mega) sangat nothing to lose (tanpa beban),” kata politikus senior PDI-P Aria Bima saat diwawancara Kompas Petang yang tayang di Kompas TV, Sabtu (28/10/2023) malam.

Baca juga: PDI-P Tetap Jaga Pak Jokowi Sampai 2024!

Aria menyebut, isu keretakan hubungan Megawati dengan Jokowi merupakan framing pemberitaan. Menurutnya, ada sejumlah pihak yang sengaja menggeser perhatian publik dari topik tiga bakal capres-cawapres, menjadi isu keretakan hubungan Jokowi-Mega.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com