Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Puan, Kaesang Minta Maaf soal Kader PSI yang Pernah Mencela PDI-P

Kompas.com - 05/10/2023, 17:29 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengaku meminta maaf kepada Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani dalam pertemuan di Kawasan Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

Permintaan maaf itu terkait adanya anggota PSI yang pernah mencela PDI-P.

"Saya juga tadi sempat meminta maaf untuk teman-teman PSI yang dulunya bisa dibilang mencela atau pun merendahkan PDI-P," kata Kaesang usai bertemu dengan Puan, Kamis.

"Saya dari PSI meminta maaf kepada Mba Puan secara langsung dan teman-teman PDI-P yang lainnya," ujarnya lagi.

Baca juga: Puan dan Kaesang Bertemu di Menteng, Bahas Apa?

Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga berharap dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, semua pihak perlu menjalankan pesta demokrasi dengan bergembira, santun, dan santai.

Dalam kesempatan yang sama, Puan merespons permintaan maaf Kaesang secara positif. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada putra Presiden Jokowi tersebut.

Putri Presiden ke-5 RI ini juga berharap partainya dan PSI bisa berpolitik secara kondusif dan damai, khususnya dalam menyambut pesta demokrasi tahun depan.

"Ya saya sangat berterima kasih. Dengan semangat yang tadi disampaikan Mas Kaesang bahwa kita akan membangun Indonesia itu dengan politik etika yang santun kemudian beretika yang kemudian saling menghargai, menghormati," ujar Puan.

Baca juga: Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Kemudian, Puan juga menekankan bahwa perbedaan dalam berpolitik adalah hal wajar.

Akan tetapi, menurutnya, tetap harus dilakukan secara beretika dan saling menghargai dan menghormati.

"Boleh beda kepentingan, boleh beda kebijakan namun kebijakan yang tidak kemudian mempunyai satu kesamaan cita-cita itulah yang harus kita sama sama sama perbaiki," kata Puan.

"Bukan bicara personal, bukan bicara satu hal yang kemudian tidak saling menghargai dan menghormati," ujarnya lagi.

Sebagaimana diberitakan, hubungan PDI-P dan PSI sempat diwarnai aksi saling sindir.

Hal itu terjadi usai PSI mengumumkan hasil rembuk rakyat tahun 2022, yang hasilnya keluar nama kader PDI-P Ganjar Pranowo dan Putri Presiden ke-4 RI Gus Dur, Yenny Wahid sebagai bakal pasangan calon pemimpin ke depan.

Padahal, saat itu, PDI-P belum mendukung atau mendeklarasikan nama tertentu sebagai bakal calon presiden (capres) yang akan diusung di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: Bertemu Kaesang, Puan: Hubungan Kami seperti Kakak-Adik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com