Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Idealisme Kaesang Diuji Saat Politik Raib Hakikat

Kompas.com - 26/09/2023, 09:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KAESANG Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), resmi menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia dikukuhkan dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) yang digelar di Djakarta Theater, Senin (25/9/2023) malam (Kompas.com, 25/09/2023).

Terkesan akrobatik. Begitu gampang seseorang menjadi ketua umum partai politik (parpol), begitu gampang pula parpol mengangkat seseorang yang baru beberapa hari memegang kartu anggota sebagai pemimpin puncak.

Terkesan tak ada kaidah organisasi. Atau, barangkali pragmatisme politik lah yang menjadi kaidah.

Pragmatisme politik mengalahkan aturan organisasi yang bersifat normatif. Pragmatisme politik hanya melihat “momentum”. Kapan lagi, ada momentum baik yang strategis dilihat dari banyak sisi. Momentum tak akan datang dua kali.

Publik tahu Kaesang Pangarep. Meski “belum apa-apa” di kancah politik dibandingkan ayahandanya, Jokowi, dan Gibran, kakak kandungnya, Kaesang punya nilai jual politik tinggi. PSI tahu itu dan tak ingin keduluan parpol lain.

Banyak kritik ditujukan kepada Kaesang. Nilai jual politik Kaesang yang tinggi tak sepadan dengan yang diperolehnya dari PSI, parpol yang diprediksi lembaga survei tak lolos ke Senayan.

Boleh jadi Kaesang hanya dimanfaat untuk menyelamatkan PSI dari ancaman tak masuk Senayan pada Pemilu 2024.

Kritik lain, Kaesang dinilai “tak elok”, karena keluar dari jalur politik yang telah membesarkan keluarga besarnya. Sebagian publik menganggapnya tak tahu balas budi, tak tahu diuntung.

Meski Jokowi, ayahandanya, berkilah bahwa Kaesang telah mandiri dan telah berkeluarga sendiri, sehingga punya kebebasan yang harus dihargai. Sangat bisa dipahami bila sebagian publik mengecamnya.

Namun, saya mencoba membaca sisi lain. Mengapa Kaesang memilih jalur politik yang mengundang kritik dan kecaman sebagian publik? Meski ia menganggapnya tak seberapa dibanding kecaman yang pernah diterima keluarga besarnya.

"Enggak sebanding yang dituduh PKI, antek China, anti Islam, planga-plongo, ijazah palsu," ucap Kaesang (Kompas.com, 25/0/2023).

Saya mencoba memahami alasan Kaesang akhirnya memasuki kancah politik. Alasan yang menurut saya menarik dan berani.

Sebagai anak muda, Kaesang menilai dunia politik telah dipenuhi pesimisme dan sinisme. Dunia politik sedang berwajah buruk, sedang tak baik-baik saja.

"Politik terlanjur diasosiasikan sebagai pusatnya berantem, fitnah, hoaks, korupsi, money politic, dan sebagainya," kata Kaesang (Kompas.com, 25/09/2023).

Di mata Kaesang, politik sejatinya bukan seperti itu. Politik mestilah menjadi sumber kebaikan dan kesejahteraan. Itulah hakekat politik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Abuya Muhtadi Disebut Dukung Ganjar-Mahfud dan Gabung TPN Jadi Dewan Penasihat

Abuya Muhtadi Disebut Dukung Ganjar-Mahfud dan Gabung TPN Jadi Dewan Penasihat

Nasional
Selamat Jalan Achmad Subechi, Wartawan Lucu yang Sederhana

Selamat Jalan Achmad Subechi, Wartawan Lucu yang Sederhana

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Sebut Tim Prabowo-Gibran Usulkan Debat Hanya Pemaparan Visi-Misi

Kubu Anies-Muhaimin Sebut Tim Prabowo-Gibran Usulkan Debat Hanya Pemaparan Visi-Misi

Nasional
Obituari Achmad Subechi, Wartawan Jalanan Berjiwa Proletar

Obituari Achmad Subechi, Wartawan Jalanan Berjiwa Proletar

Nasional
Kenang Doni Monardo, Cak Imin: Orang Tekun, Betul-betul Kerja untuk Rakyat

Kenang Doni Monardo, Cak Imin: Orang Tekun, Betul-betul Kerja untuk Rakyat

Nasional
KPU Konfirmasi 2 Timses Usul Capres-Cawapres Datang Bersama Saat Debat, Sebut Tak Langgar PKPU

KPU Konfirmasi 2 Timses Usul Capres-Cawapres Datang Bersama Saat Debat, Sebut Tak Langgar PKPU

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Disebut Sangat Berduka atas Meninggalnya Doni Monardo

Wapres Ma'ruf Amin Disebut Sangat Berduka atas Meninggalnya Doni Monardo

Nasional
Ucapkan Belasungkawa atas Meninggalnya Doni Monardo, Ganjar: Sahabat Saya...

Ucapkan Belasungkawa atas Meninggalnya Doni Monardo, Ganjar: Sahabat Saya...

Nasional
Timnas Anies-Muhaimin Bantah Usulkan Tak Ada Debat Khusus Cawapres

Timnas Anies-Muhaimin Bantah Usulkan Tak Ada Debat Khusus Cawapres

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Terima Kunjungan Abuya Muhtadi, Diwakili Yenny Wahid dan Andika Perkasa

TPN Ganjar-Mahfud Terima Kunjungan Abuya Muhtadi, Diwakili Yenny Wahid dan Andika Perkasa

Nasional
Prabowo Didoakan Jadi Presiden Ke-8 RI, Diharapkan Dapat Sejahterakan Rakyat

Prabowo Didoakan Jadi Presiden Ke-8 RI, Diharapkan Dapat Sejahterakan Rakyat

Nasional
Jenazah Doni Monardo Akan Dimakamkan di TMP Kalibata Besok

Jenazah Doni Monardo Akan Dimakamkan di TMP Kalibata Besok

Nasional
Jenazah Doni Monardo Disemayamkan di Mako Kopassus Cijantung Besok

Jenazah Doni Monardo Disemayamkan di Mako Kopassus Cijantung Besok

Nasional
Ganjar: Dunia Pendidikan Tak Hanya Ciptakan Tukang, tapi Harus Bangun Integritas

Ganjar: Dunia Pendidikan Tak Hanya Ciptakan Tukang, tapi Harus Bangun Integritas

Nasional
Obituari Doni Monardo, dari Kopassus Sampai 'Pendekar' Lawan Covid-19

Obituari Doni Monardo, dari Kopassus Sampai "Pendekar" Lawan Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com