Penyelidikan itu menempatkan bahwa akan sulit untuk membangun sumber daya manusia jika harus terus memenuhi kebutuhan hidup kesehariannya saja.
Pemberdayaan untuk memenuhi tanggung jawab pada generasi mendatang perlu dialihkan dalam rangka memberikan kesempatan yang memungkinkan masyarakat membantu secara penuh pada kemajuan dan kemakmuran bangsa agar ketimpangan tidak menjadi-jadi, khususnya berdampak pada ideologi.
Ketimpangan ideologi dapat didefinisikan sebagai perbedaan atau ketidaksesuaian dalam pandangan dan keyakinan ideologis antara individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.
Ketimpangan ini seringkali muncul sebagai akibat dari perbedaan dalam nilai-nilai, norma, keyakinan politik, agama, atau pandangan sosial dan ekonomi.
Perbedaan-perbedaan yang dibiarkan tersebut dapat menciptakan ketegangan dan konflik dalam masyarakat.
Melalui dialog, pendidikan, dan kebijakan inklusif, kita tempatkan Pancasila sebagai wadah dalam meredakan ketimpangan ideologi agar dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif.
Dengan memperkenalkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda sejak dini, artinya turut menjamin konsep pembangunan yang berkeadilan antargenerasi.
Implementasi Pancasila dalam penyelesaian ketimpangan ideologi dapat dilakukan melalui berbagai langkah konkret.
Pertama, melalui dialog dan diskusi yang konstruktif merupakan sarana penting dalam penyelesaian ketimpangan ideologi.
Pancasila mendorong terbentuknya ruang dialog yang inklusif dan adil, di mana setiap suara didengar dan dihormati.
Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil harus aktif memfasilitasi dialog dan diskusi konstruktif untuk mengatasi ketimpangan ideologi.
Kedua, dibutuhkan kebijakan publik yang berpihak pada keadilan sosial. Misalnya, kebijakan yang mengurangi kesenjangan ekonomi, memberikan akses yang adil terhadap layanan publik, dan melindungi hak-hak minoritas.
Dalam konteks Indonesia, Pancasila dapat menjadi landasan kuat untuk mengoptimalkan peluang demografi dan mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkan.
Penjelasan ini dapat dimulai dari bagaimana Pancasila dapat mengoptimalkan peluang demografi melalui beberapa pendekatan.
Pertama, mempromosikan kesetaraan gender, di mana dalam konteks demografi, kesetaraan gender memiliki peran sangat penting dalam memberikan kesempatan yang sama dan setara bagi semua individu untuk berkembang dan berkontribusi.