Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Hengkang, Mungkinkah Erick Thohir Dilirik Dampingi Prabowo?

Kompas.com - 04/09/2023, 05:30 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi berpisah dari kelompok partai politik pendukung bakal capres Prabowo Subianto, atau yang disebut dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).

PKB mengikat kerja sama politik dengan Partai Nasdem. Keduanya sepakat memasangkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.

Deklarasi pasangan Anies-Muhaimin sudah dilakukan pada Sabtu (2/9/2023) lalu di Hotel Yamato, Surabaya, Jawa Timur.

Jika dirunut ke belakang, PKB adalah salah satu partai yang sejak awal mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Bahkan kedua partai itu sempat membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan membentuk sekretariat bersama.

Baca juga: Usai Cak Imin Dipilih Anies, Prabowo Diprediksi Bakal Gandeng Erick Thohir

Akan tetapi, karena terjadi pergerakan politik yang melibatkan Partai Nasdem yang mengusung Anies sebagai bakal capres membuat PKB tertarik dan menerima "lamaran" menuju pemilihan presiden 2024.

Saat ini di KIM tersisa 3 partai, yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar.

Untuk bakal capres nampaknya posisi Prabowo sudah tak bisa diganggu. Sedangkan bakal cawapres yang bakal mendampinginya sampai saat ini masih misteri.

Golkar diketahui tetap mendorong sang Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi bakal cawapres Prabowo.

Sedangkan PAN sampai saat ini tetap menyodorkan Erick Thohir buat menjadi pendamping Prabowo.

Baca juga: Survei LSI: Erick Thohir, Sandiaga, dan Ridwan Kamil Dianggap Paling Cocok Jadi Cawapres Ganjar

Tingkat elektabilitas kedua tokoh itu pun terpaut jauh dalam hasil jajak pendapat lembaga survei.

Dalam hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023 disebutkan, elektabilitas Erick Thohir masih berada pada posisi 3 besar setelah Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.

Elektabilitas Erick terus meningkat dari 3,1 persen pada Januari, 4,5 persen di Mei, dan 8,0 persen di Agustus 2023.

Sedangkan dalam hasil jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Juli 2023, elektabilitas Airlangga tercatat sebesar 0,9 persen.

Baca juga: Usai PKB Bergabung dengan Anies, Prabowo Dapat Kekuatan dari Partai Gelora

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro memperkirakan, persaingan antara PAN dan Golkar memperebutkan posisi bakal cawapres Prabowo bakal sengit. Sebab, kata dia, masing-masing anggota koalisi baik Golkar dan PAN memiliki jagoan yang terwakili melalui sosok Airlangga dan Erick.

Akan tetapi, Agung menilai kedua sosok tokoh itu masih mempunyai celah kekurangan yang membuat Gerindra dan Prabowo memilih tidak tergesa-gesa.

"Sayangnya, pilihan atas nama Airlangga dan Erick belum mampu menjawab kebutuhan Prabowo akan sosok Cawapres yang bisa membawa kepentingan NU (Nahdlatul Ulama) atau ceruk pemilih di Jatim (Jawa Timur)," kata Agung saat dihubungi pada Minggu (3/9/2023).

Baca juga: Ditinggal PKB, Prabowo: Bertemu Kadang-kadang Berpisah, Santai Saja


Menurut Agung, kemungkinan besar Gerindra dan Prabowo bakal lebih melirik tokoh-tokoh politik yang mempunyai ikatan dengan NU, demi merebut suara di kawasan Jawa Timru yang menjadi basis kelompok itu.

"Sehingga selain nama Airlangga dan Erick, figur seperti Khofifah, Mahfud MD, Yenny Wahid, dan berbagai figur potensial lainnya dari NU bisa menjadi alternatif yg layak dipertimbangkan," ucap Agung.

Agung mengatakan, Prabowo patut mempertimbangkan sosok yang lekat dengan NU buat menjadi bakal cawapresnya buat menutup celah selepas kepergian PKB dan Cak Imin.

Sebab PKB memiliki basis suara kuat dari kalangan NU, meskipun NU menyatakan tidak terafiliasi dengan partai politik manapun dan enggan ditarik ke ranah politik praktis.

Baca juga: Prabowo: Tenang, PKB Akan Hadir Kembali

"Di titik inilah urgensi Prabowo memilih cawapres dari NU menjadi relevan demi memastikan kemenangan agar ceruk pemilih NU dan Jawa Timur bisa terkondisikan," ujar Agung.

Agung juga menilai rencana Prabowo mencari bakal cawapres akan berjalan lancar jika mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab selama ini Prabowo kerap menyatakan dirinya sebagai penerus kebijakan Jokowi.

Taktik itu digunakan oleh Prabowo dengan harapan bisa merebut hati basis pendukung Jokowi.

Baca juga: Yusril Bocorkan yang Terjadi di Koalisi Pendukung Prabowo Usai PKB Pergi

"Sehingga tarik-menarik antara Golkar dan PAN atau Airlangga-Erick bisa dihindari karena langsung dimediasi oleh Presiden Jokowi dan Prabowo sebagai capresnya," papar Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com