Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Yakin Koalisi Anies Tak Guncang jika Muhaimin Masuk dengan "Smooth"

Kompas.com - 02/09/2023, 18:14 WIB
Ardito Ramadhan,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzzammil Yusuf meyakini bahwa Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) tidak akan guncang jika Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masuk dengan cara yang lebih halus.

Muzzammil menyatakan, partainya sesungguhnya ingin proses masuknya PKB ke koalisi partai politik pendukung Anies itu bisa melalui prosedur yang lebih baik daripada apa yang terjadi.

"Kami sesungguhnya berharap ya ada prosedur yang bisa lebih bagus daripada situasi hari ini. Sesungguhnya koalisi tiga partai itu tidak akan mengalami goncangan apa-apa ketika masuknya PKB dengan cara yang smooth bisa kita lakukan," kata Muzzammil di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).

Baca juga: Cerita Cak Imin soal Perjodohan Singkat dengan Anies, Prosesnya Cuma 3 Hari

Pada kenyataannya, masuknya PKB dan Muhaimin yang diinisiasi Partai Nasdem sangat mendadak, bahkan tanpa menunggu persetujuan PKS dan Partai Demokrat.

Muzzamil mengakui bahwa partainya menyesali situasi yang terjadi, meski ia menerima hal itu sebagai sebuah takdir yang telah terjadi.

"Kita tetap beusaha ke depan tetap menata koalisi kita ini," ujar dia.

Muzzammil menyatakan, PKS pun tetap berharap Partai Demokrat agar tetap bertahan menjadi bagian dari koalisi pendukung Anies.

Namun, di sisi lain, PKS juga memahami situasi yang dirasakan oleh Partai Demokrat hingga akhirnya memutuskan hengkang dari koalisi dan mencabut dukungan kepada Anies.

"PKS akan terus berdialog dengan Demokrat untuk marilah kita merajut kembali jika masih memungkinan Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini," kata Muzzammil.

Baca juga: Merasa Dikhianati, SBY Akui Demokrat Keliru Dukung Anies

Adapun pernyataan ini disampaikan Muzzammil ketika ditanya soal ketidakhadiran PKS dalam acara deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Ia mangatakan, ketidakhadiran PKS dalam acara deklarasi Anies-Muhaimin sesungguhnya tidak mengurangi apapun.

Ia menegaskan, PKS tetap mengusung Anies sebagai bakal calon presiden dan menghormati sikap Partai Nasdem dan PKB yang menduetkan Anies dengan Muhaimin.

"Pernyataan kami hari ini kan menegaskan itu, kami bersama koalisi karena koalisi itu ditegaskan oleh capres Anies juga," kata Muzammil.

Namun demikian, ia menekankan bahwa PKS belum bisa mengambil sikap terkait duet Anies dan Muhaimin karena masih menunggu keputusan musyawarah Majelis Syuro PKS yang punya wewenang untuk menetapkan calon presiden dan/atau calon wakil presiden yang hendak diusung.

"Jadi kita menghormati apa yang sudah diputuskan oleh Nasdem dan PKB, tapi kami perlu sesuai dengan prosedur organisasi membawa itu ke dalam majelis syuro kami," ujar Muzammil.

Baca juga: Pidato SBY dalam Rapat Majelis Tinggi Demokrat Terkait Manuver Nasdem dan Anies Baswedan

Untuk diketahui, keputusan Nasdem 'mengawinkan' Anies dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar membuat Demokrat berang karena merasa terkhianati.

Demokrat beralasan, sudah ada kesepakatan untuk menduetkan Anies dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, tetapi tiba-tiba Nasdem memasangkan Anies dengan AHY tanpa berkomunikasi dengan Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com