Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertengahan Agustus, Sejumlah Wilayah Mulai Alami Puncak Kemarau

Kompas.com - 11/08/2023, 11:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak musim kemarau dengan kondisi kering diprediksi terjadi pada akhir Agustus.

Kondisi tersebut sudah dimulai pada pertengahan Agustus ini.

"Kami prediksi puncak musim kemarau yang kering ini akan terjadi di minggu terakhir Agustus. Bahkan sekarang pertengahan Agustus, nanti pertengahan Agustus di beberapa wilayah sudah mengalami puncak ya, tapi kan tidak serentak. Berangsur-angsur," ujar Dwikorita di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, sebagaimana dilansir pada Jumat (11/8/2023).

Baca juga: BMKG: Puncak El Nino Oktober-November, Puncak Kemarau Agustus-September

Menurut dia, puncak kemarau kering dimulai dari bagian selatan Indonesia, misalnya daerah Sumatra bagian tengah hingga selatan.

Kemudian, bagian Pulau Jawa secara keseluruhan. Disusul Bali dan kawasan Nusa Tenggara.

"Kemudian juga sebagian Papua kemudian akan bergerak di bulan September itu masih puncak terutama wilayah-wilayah lain, (seperti) Kalimantan, Sulawesi," ungkap Dwikorita.

"Ini akan terdampak bahwa di Nusa Tenggara diprediksi efek atau dampaknya ini akan bisa berlangsung sampai Desember itu di Nusa Tenggara," kata dia.

Dwikorita mengungkapkan, kemarau yang kering di Indonesia kali ini juga dipengaruhi fenomena El Nino yang indeks-nya semakin menguat.

Baca juga: Puncak Musim Kemarau, Sejumlah Wilayah di Banten Terancam Kekeringan

Indeks El Nino yang semakin kuat ini diperkirakan akan berdampak kepada kekeringan di hampir sebagian besar wilayah Indonesia.

Meski demikian, kata Dwikorita, jika dilihat secara global, intensitas El Nino di Indonesia relatif masih rendah.

Oleh karena itu, menurut dia, dampak El Nino di Indonesia menurutnya tidak akan separah India, Thailand, Vietnam maupun Korea Selatan.

"Kita ini kan levelnya paling rendah sehingga di negara lain itu akan lebih parah lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com