Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Peneliti BRIN Sebut Reformulasi BOS dan BOSDA Dibutuhkan untuk Atasi Masalah Akses Pendidikan

Kompas.com - 10/08/2023, 19:15 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti Ahli Muda Pusat Riset (PR) Pemerintahan Dalam Negeri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Evi Maya Savira mengatakan, reformulasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) diperlukan untuk mengatasi masalah akses pendidikan agar tepat sasaran.

Reformulasi tersebut, kata dia, dibutuhkan karena penerapannya di daerah banyak yang tidak sesuai kebutuhan nyata penerima manfaat. Hal ini juga sudah diingatkan oleh World Bank dari hasil riset mereka.

"Banyak inovasi pendidikan yang sudah dilakukan oleh kepala daerah itu yang memakai anggaran BOS dan BOSDA,” ujar Evi dalam acara Seminar Nasional: Inovasi Kepemimpinan Perempuan di Sektor Pendidikan, di Auditorium Gedung BJ Habibie, Jakarta, Selasa (8/8/2023)

Namun demikian, lanjut dia, dari beberapa inovasi terlihat bahwa tidak semua inovasi tersebut dapat menggunakan dana BOS dan BOSDA.

Baca juga: Dana BOS Al Zaytun Diduga Mengalir ke Rekening Pribadi Panji Gumilang

Pasalnya, formula BOS dan BOSDA menghitung per siswa, tetapi tidak memperhitungkan perbedaan biaya kelompok sasaran.

“Maka (dari itu) perlu adanya reformulasi BOS dan BOSDA agar lebih tepat sesuai kebutuhan," imbuh Evi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (10/8/2023).

Seperti diketahui, akses pendidikan masih menjadi masalah utama selain mutu pendidikan di daerah.

Untuk itu, koordinasi dan kolaborasi antar stakeholders diperlukan dalam menyusun strategi kebijakan mengentaskan masalah akses pendidikan agar tepat sasaran.

Evi menjelaskan bahwa perhitungan laju pertumbuhan didapatkan Provinsi Jatim sebesar 0.009. Artinya, dalam kurun waktu enam tahun terakhir hanya terjadi penambahan harapan lama sekolah sebanyak sembilan anak dari 1.000 anak usia sekolah.

Baca juga: Siswa Tak Mampu di Semarang Tak Wajib Pakai Baju Adat ke Sekolah

"Ini menggambarkan bahwa akses pendidikan masih rendah. Demikian juga di empat kabupaten atau kota yang lainnya, yaitu Kabupaten Banyuwangi sebesar 0.012, Kabupaten Jombang 0.011, Kota Mojokerto 0.008, dan Kabupaten Tegal sebesar 0.012," jelas Evi.

Evi mengatakan, permasalahan akses pendidikan dasar tidak sekadar perbandingan jumlah satuan pendidikan dengan jumlah muridnya.

Akan tetapi, kata dia, permasalahan tersebut juga terkait dengan kondisi ekonomi masyarakat dan aspek sosial kultural, seperti ketidakmampuan orangtua dalam menyediakan kebutuhan dasar bagi siswa baru.

"Inilah alasan kenapa Bupati Jombang dan Wali Kota Mojokerto menetapkan inovasi tentang pengadaan seragam dan peralatan sekolah. (Ini) karena memang walaupun sekolah digratiskan kebutuhan dasar sekolah banyak yang tidak mampu dipenuhi oleh orangtua murid karena biaya yang mahal," imbuh Evi.

Dorong inovasi kepemimpinan di daerah tetap berkesinambungan

Dalam kesempatan tersebut, Evi juga mendorong dibentuknya ekosistem inovasi agar inovasi kepemimpinan di daerah tetap berkesinambungan.

Dengan ekosistem inovasi, kata dia, maka siapapun kepala daerah yang menjabat inovasi yang dihasilkan akan tetap bisa berkelanjutan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com