Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Peluang Cak Imin Terpilih Jadi Cawapres Ganjar

Kompas.com - 30/07/2023, 08:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belakangan dikabarkan akrab dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam menjajaki koalisi untuk Pemilu 2024.

Meski demikian, diketahui bahwa PKB sudah membangun koalisi bersama Partai Gerindra dengan nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sejak 11 bulan lalu.

Kedekatan PKB dan PDI-P beberapa waktu terakhir membuat nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin disebut-sebut berpeluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden PDI-P Ganjar Pranowo.

Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pun tak main-main menyebut nama Cak Imin dalam lima besar kandidat cawapres Ganjar.

Baca juga: Sindir Koalisi PKB-Gerindra Tanpa Deklarasi Capres-Cawapres, Puan: Sudah 11 Bulan Lho, Cak Imin

Hal itu disampaikan Puan dalam peringatan Harlah PKB pada 23 Juli lalu di Solo, Jawa Tengah.

Gayung bersambut, usai menggelar Harlah di 'kandang banteng' itu, Cak Imin disambangi Puan di rumah dinasnya pada Kamis (27/7/2023).

Pertemuan ini digadang membuat PKB-PDI-P semakin 'mesra' untuk bersanding di Pemilu 2024.

Lantas seperti apa peluang Cak Imin terpilih menjadi cawapres Ganjar?

Unggul karena PKB, tapi...

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan, kemungkinan besar calon mitra koalisi hanya akan melihat Cak Imin unggul karena PKB.

Menurutnya, tidak ada keunggulan lain yang bisa dilihat partai politik terhadap Cak Imin, selain karena PKB.

Baca juga: Cak Imin Sempat Tak Percaya Masuk Nominasi Bakal Cawapres Ganjar

"Dari sisi ketokohan, (Cak Imin) tidak jauh berbeda dengan yang lain," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (29/7/2023).

Bahkan, lanjut Dedi, nama Cak Imin juga bisa saja tak dilirik oleh mitra koalisi meski ia merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Sebab, Dedi menilai Cak Imin pun masih kalah populer dari sisi ketokohan dengan tokoh NU lainnya.

"Jika ada kandidat dari NU yang sama-sama terusung, maka Muhaimin kian tidak menonjol," imbuh dia.

Peluang terpilih?

Dedi juga mengutarakan bagaimana peluang Cak Imin terpilih dibandingkan empat bakal cawapres pendamping Ganjar.

Adapun lima besar kandidat cawapres Ganjar yang disebut Puan di antaranya, Cak Imin, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, dan Andika Perkasa.

Baca juga: PDI-P Harap Muncul Kerja Sama Politik Usai Puan Bertemu Airlangga dan Cak Imin Hari Ini

Menurut dia, kemungkinan besar Muhaimin tidak terpilih sebagai pendamping Ganjar pada Pilpres 2024.

"Situasi saat ini sepertinya belum memungkinkan adanya pemasangan Ganjar dengan Muhaimin," ujar Dedi.

"Justru Muhaimin jauh lebih potensial secara politis mendampingi Prabowo Subianto," sambungnya.

Untuk itu, membaca peluang Muhaimin dampingi Ganjar harus membaca relasi PKB dengan PDI-P atau dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, Dedi melihat bahwa baik PDI-P maupun Jokowi seakan belum menjatuhkan pilihan pada Cak Imin.

"Ganjar mungkin saja bagi PDI-P lebih cocok dengan Sandiaga Uno, mengingat ia diusung PPP, tetapi bagi Jokowi mungkin lebih ke Erick Thohir, sementara Megawati (Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) lebih mengarah ke tokoh NU yang sepuh, agar tidak mengganggu kekuasaan PDI-P," jelasnya.

Baca juga: Cak Imin Digoda PDI-P Jadi Cawapres Ganjar, PKB: Kita Pasti Meleleh

Penentu cawapres Ganjar...

Di sisi lain, Dedi mengingatkan bahwa sosok bacapres Ganjar Pranowo tidak memiliki andil dalam menentukan cawapresnya.

Oleh karena itu, meski Cak Imin sangat dekat dengan Ganjar sekali pun itu tidak akan mengubah peluang terpilih sebagai cawapres.

"Nasib" Cak Imin terpilih sebagai cawapres seakan ditentukan oleh Megawati dan Jokowi.

"Ganjar tidak miliki kewenangan tentukan cawapresnya, bahkan untuk dirinya sendiri ia bergantung pada keputusan Megawati dan Jokowi," ujar Dedi.

Dari sini, ia melihat bahwa Ganjar adalah bacapres yang paling tidak berdikari di antara dua bacapres lainnya, yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Elektabilitas Imin dalam survei...

Lima nama yang masuk bursa cawapres Ganjar memang sejak lama digadang-gadang sebagai figur potensial calon RI-2.

Beberapa di antaranya kerap bertengger di papan atas survei elektabilitas.

Survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023 menempatkan Erick Thohir di urutan wahid, mengungguli 21 nama lainnya.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu mengantongi angka elektoral 18,5 persen.

Di mana posisi Cak Imin? Wakil Ketua DPR itu berada di papan bawah survei, dengan elektabilitas 0,8 persen.

Ia berada di bawah Ridwan Kamil (16,9 persen), Sandiaga Uno (11,8 persen), AHY (11,4 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (5,5 persen), Mahfud MD (4,9 persen), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (2,9 persen), Andika Perkasa (2,8 persen), Airlangga Hartarto (1,1 persen) dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (1,0 persen).

Begitu juga dalam survei Populi Center yang digelar 4-12 Mei 2023, nama Cak Imin berada di urutan dua terbawah dengan elektabilitas 2,8 persen.

Dalam survei ini menempati urutan puncak adalah Ridwan Kamil dengan capaian elektabilitas 19,3 persen.

Selanjutnya, ada nama Sandiaga Uno (16,5 persen), Erick Thohir (10,4 persen), Mahfud MD (9,3 persen), dan AHY (8,8 persen).

Kemudian Anies Baswedan (7,6 persen), Andika Perkasa (4,1 persen) Gibran Rakabuming Raka (3,8 persen), Khofifah Indar Parawansa (3,6 persen), Muhaimin Iskandar (2,8 persen), dan Airlangga Hartarto (2,5 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com