Presiden RI Joko Widodo menapaki karier politiknya dari sini.
Putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi orang nomor satu di Surakarta dengan menang telak (86,53 persen) pada Pilkada Solo 2020 setelah bergabung dengan PDI-P.
Uniknya, PKB justru berani menggelar hajat akbar di Solo, pusat kandang banteng, padahal PKB telah membangun kerja sama politik dengan Partai Gerindra yang getol mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Menariknya lagi, PDI-P yang hingga saat ini berbeda poros politik, justru menerimanya dengan tangan terbuka.
Basis pemilih berlatar belakang nahdliyin yang dimiliki PKB masih dianggap penting untuk memperluas ceruk suara partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Gibran yang notabene juru kampanye nasional untuk Ganjar Pranowo dengan ringan tangan "menandatangani" surat izin pemakaian Stadion Manahan untuk acara syukuran harlah ke-25 PKB.
Baca juga: Muhaimin Masuk Top Five Bakal Cawapres Ganjar, PKB Yakin Puan Tidak PHP
Dalam pidato politiknya di Stadion Manahan, PKB berulang kali berterima kasih kepada Gibran yang telah "meminjamkan" stadion berusia 25 tahun itu. Wakil Ketua DPR itu bahkan menyanjung Gibran.
Sebelum acara di Manahan, Muhaimin yang menginap di Hotel Alila, Solo, lebih dulu bersua Ganjar pada Minggu pagi. Ganjar menyambanginya di hotel.
Muhaimin mengaku, pertemuan itu berlangsung "hangat dan menyenangkan".
Ganjar disebut meminta maaf karena tak datang ke harlah dan menitipkan ajakan agar Muhaimin cs bergabung dengan koalisi PDI-P.
Muhaimin mengaku tak langsung mengiyakan tawaran tersebut. Kata dia, ia menyampaikan kepada Ganjar bahwa soal koalisi harus dibicarakan dengan DPP PKB.
Sementara itu, usai acara harlah, Puan bahkan menyebut bahwa Muhaimin masuk sebagai salah satu dari 5 nama yang dinominasikan sebagai bakal calon pendamping Ganjar.
Atas isu kedekatan yang semakin intens dengan PDI-P itu, Muhaimin mengaku bahwa "takdir yang akan menentukan" apakah pihaknya akan mengubah arah koalisi atau tidak.
Memang, hampir setahun berlalu sejak PKB meneken kerja sama politik dengan Partai Gerindra lewat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), koalisi itu belum kunjung mengumumkan sosok untuk diusung sebagai bakal capres dan cawapres.
Baca juga: PKB: Muhaimin Masih Sabar Menunggu Takdir, Apakah Bersama Pak Prabowo atau Tidak
Nasib Muhaimin tak jelas di sana. Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dinilai jauh lebih berpeluang maju sebagai capres karena elektabilitasnya moncer menurut hasil survei berbagai lembaga.
Prabowo belakangan diisukan akan bertandem dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada 2024, karena eks Presiden Inter Milan itu juga menjuarai tangga survei elektabilitas cawapres akhir-akhir ini.
Dalam situasi itu, Puan justru menyodorkan tawaran yang lebih konkret melalui nominasi nama Muhaimin sebagai bakal cawapres Ganjar.
Walaupun demikian, Muhaimin enggan menanggapi soal nominasi dari Puan kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.