Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksponen Pendiri Golkar Dorong Luhut Gantikan Airlangga Jadi Ketum Golkar

Kompas.com - 25/07/2023, 17:41 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar yang menjadi bagian dari eksponen Pendiri Golkar, Lawrence TP Siburian mendorong Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan untuk menjadi ketua umum menggantikan Airlangga Hartarto.

Menurut Lawrence, Luhut paling mumpuni untuk menjadi pucuk pimpinan Golkar jika Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) digelar dalam waktu dekat.

“Dari analisis kita yang punya kapasitas untuk menjadi ketua umum tersebut, kita jatuhkan pilihan kita pada Luhut, karena situasi yang sudah sangat singkat (dengan Pemilu 2024),“ ujar Lawrence dihubungi wartawan, Selasa (25/7/2023).

Ia mengungkapkan, Golkar tak boleh salah langkah dalam menentukan figur pemimpin yang bakal menggantikan Airlangga. Pasalnya, pendaftaran bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal dibuka pada pertengahan Oktober.

Baca juga: Gaya Golkar Tak Nyambung dengan Pemilih Muda Pemicu Elektabilitas Merosot

Sementara, pemilihan legislatif (pileg) bakal berlangsung bersamaan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang jatuh pada 14 Februari tahun depan.

Maka, Luhut dinilai bisa menkonsolidasikan internal Golkar dan tetap fokus untuk memenangkan pertarungan elektoral ke depan karena berbagai keahliannya, mulai dari kepemimpinan, jaringan, managemen, dan pengaruhnya pada para kader partai beringin.

“Maka, kita memberi prioritas pada Pak Luhut,” ucap dia.

Lawrence juga mengungkapkan bahwa terdapat nama lain yang sempat dipertimbangkan bisa menjadi ketua umum oleh eksponen Pendiri Golkar, seperti, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo, serta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca juga: Kata Siap Luhut dan Bahlil Jadi Ketum Golkar di Tengah Isu Penggulingan Airlangga...

Ia menekankan gerakan untuk menggelar Munaslub Golkar sebenarnya sudah muncul sejak tahun lalu. Dorongan itu pun tak berhenti meski DPP Golkar sudah memanggil dirinya dan sejumlah politikus lain yang mendorong musyawarah luar biasa itu digelar.

“Tetapi kami undur (munaslub) satu tahun, sampai sekarang bulan Juli, karena kami masih ingin memberi kesempatan pada Pak Airlangga,” kata dia.

Namun, politikus senior Golkar merasa dalam waktu satu tahun tak ada kemajuan signifikan pada partai beringin di bawah kepemimpinan Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu dianggap tak segera memberikan arah yang jelas meskipun sudah diberi mandat untuk maju sebagai bacapres dan bacawapres pada Pilpres 2024.

“Kedua, koalisinya tidak jelas, ketiga arah Partai Golkar mau ke mana juga enggak jelas. Nah ini kami para senior dan organisasi pendiri menilai, mendiskusikan, mengevaluasi ini soal leadership. Ini soal ketidakmampuan dia untuk memimpin partai,” imbuh dia.

Diketahui, Luhut pun mengaku didatangi sejumlah politikus Golkar yang tak puas dengan kepemimpinan Airlangga.

Dalam program Rosi yang tayang di Kompas TV, Kamis (20/7/2023), ia mengaku siap jika didapuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Namun, Luhut enggan proses pergantian jabatan itu menyebabkan keributan antar kader.

Baca juga: Soal Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Kader yang Bertanggung Jawab Pasti Terpanggil

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) itu juga menekankan tak ingin berbenturan dengan Airlangga.

“Kalau mereka mengatakan kami mau (mencalonkan Luhut sebagai ketua umum Golkar) dan itu jalan oleh mereka, lakukanlah dengan baik-baik, itu aja. Sederhana kok,” sebut Luhut.

“Saya bilang saya enggak mau berkelahi sama Airlangga, enggak mau. Untuk apa saya berkelahi sama Airlangga? Untuk apa saya buat musuh? Buat apa?” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com