Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadar Tak Mudah Pilih Anies sebagai Bakal Capres, Nasdem: Posisi Koalisi Berada di Pemerintahan

Kompas.com - 16/07/2023, 18:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali mengungkap bahwa kondisi Nasdem tidak mudah saat memilih Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini disampaikan Ahmad Ali saat membuka acara Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (16/7/2023).

Awalnya, Ahmad Ali menyebut bahwa Nasdem sudah mengusung Anies Baswedan bersama partai politik di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dalam Pemilu 2024.

"Keputusan telah diambil oleh Ketua Umum, mencalonkan Bapak Anies Rasyid Baswedan untuk menjadi calon presiden bersama-sama partai koalisi yang bisa kita perjuangkan untuk menjadi presiden republik Indonesia pada tahun 2024," kata Ali saat berpidato di GBK, Jakarta, Minggu.

Baca juga: Di Acara Apel Siaga Nasdem, Anies: Kami Kumpul di Sini Ingin Perubahan dan Perbaikan untuk Indonesia

Ali kemudian mengungkapkan kondisi Nasdem ketika Surya Paloh mengumumkan Anies sebagai bakal capres partainya.

Menurutnya, Nasdem sadar mengusung Anies adalah hal yang tidak mudah.

"Karena kita tahu bahwa posisi koalisi Partai Nasdem berada pada pemerintahan," ujarnya.

Perlu diketahui, hingga kini Nasdem masih ada di koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin bersama tujuh partai politik lain pengusung Jokowi pada 2019.

Baca juga: Saat Surya Paloh Dapat Ucapan Ulang Tahun dari Band Jamrud dan Puluhan Ribu Kader Nasdem di GBK

Kendati begitu, Ali menegaskan, kedua hal itu berbeda.

Di satu sisi, Nasdem sadar harus tetap mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai koalisi pengusung.

"Tapi, kewajiban kita untuk menghadirkan pemimpin yang Insya Allah akan mampu memenuhi janji-janji kemerdekaan yang diproklamirkan oleh para pendiri bangsa ketika negara ini dimerdekakan, itu kita memilih Mas Anies Rasyid Baswedan," katanya.

Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, dalam keputusan mengusung Anies, Nasdem sadar banyak orang yang tidak terpuaskan.

Dalam keputusan itu pula, Surya Paloh disebut mendapatkan tekanan-tekanan.

Baca juga: Anies Sebut Gerakan Koalisi Perubahan Tak Sekadar Cari Suara

Namun, Ali tidak menjelaskan lebih detail soal tekanan yang diterima oleh Surya Paloh tersebut.

"Dalam keputusan ini, ketua umum kita banyak mendapat tekanan-tekanan, tapi kita bangga dengan ketegaran ketua umum kita dalam menjaga keputusannya," ujar Ali.

Ahmad Ali kemudian menegaskan bahwa semua kader Nasdem mendukung keputusannya memilih Anies Baswedan.

"Kami adalah anak-anak bapak. Kami sekali lagi akan berada di barisan bapak. Kami tegak lurus di barisan bapak. Kami tidak akan pernah meninggalkan bapak atas keputusan yang sudah diambil. Karena ini adalah kewajiban kami sebagai kader," kata Ali.

Baca juga: 3 Elite Golkar Hadir di Acara Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com