Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P: Jokowi Pilih Prabowo, Saya Luruskan Itu Tidak Benar

Kompas.com - 04/07/2023, 22:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto membantah rumor bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (bacapres).

Ia menyatakan hal itu ketika ditanya awak media di sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDI-P Sumatera Barat (Sumbar), Kota Padang, Selasa (4/7/2023).

"Pak Jokowi memilih Pak Prabowo? Jadi itu saya luruskan. Itu tidak benar,” kata Hasto dikutip dari keterangan tertulis, Selasa.

Hasto mengingatkan bahwa Jokowi adalah kader PDI-P yang tak mungkin memilih Prabowo yang bukan kader PDI-P. Adapun PDI-P sudah memutuskan untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bacapres.

Hasto menyatakan, tindakan Presiden Jokowi menyangkut nama-nama bacapres harus dilihat sebagai upaya memastikan situasi nasional tetap aman dan kondusif jelang pergantian kepemimpinan nasional.

Baca juga: Jokowi-Prabowo Intens Bertemu, Gerindra Anggap Bukan Hal yang Luar Biasa

“Pak Jokowi dalam kapasitas beliau sebagai presiden, (hanya ingin) memastikan agar proses pergantian kepemimpinan kedepan berjalan dengan baik,” nilai Hasto.

Hasto juga mengingatkan, PDI-P melalui Rakernas III lalu menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi; baik kebijakan, legacy, maupun program akan dilanjutkan oleh Ganjar Pranowo.

Karena dalam konteks menjaga situasi nasional yang kondusif itu, PDI-P mendukung langkah presiden yang bersikap baik kepada para bacapres. Hasto memastikan bahwa Jokowi sebagai seorang kader PDI-P, tentu sejalan dengan kebijakan partai.

Menurut dia, hal ini dibuktikan dalam Rakernas III PDI-P lalu ketika Jokowi memberikan arahan-arahan bagaimana pemenangan Ganjar Pranowo sebagai capres harus dilakukan.

“Jadi kita dukung sikap Pak Presiden Jokowi,” imbuh Hasto.

Baca juga: Jokowi-Prabowo Kian Intens Bertemu, Sinyal Dukungan Capres 2024?

Sementara itu, Ketua DPD PDI-P Sumbar Alex Indra Lukman mengakui adanya upaya pemasangan gambar atau baliho bacapres tertentu bersama Jokowi di sejumlah wilayah. Hal itu diyakini sebagai upaya meyakinkan bahwa bacapres tersebut didukung oleh Jokowi.

Namun, ia memastikan bahwa hingga kini baliho tersebut tidak ada di Sumbar. Hal ini tak lepas karena lemahnya dukungan terhadap Jokowi pada dua pilpres sebelumnya di Sumbar.

"Di kantong-kantong Pak Jokowi seluruh gambarnya dipasang dengan Pak Jokowi. Di Sumbar tidak ada. Mungkin karena suara Pak Jokowi di Sumbar kecil sekali. Hanya 23 persen tahun 2014, tahun 2019 turun jadi 14 persen," sebut Alex di salah satu bagian sambutannya.

Sebagai informasi, kedekatan Jokowi dan Prabowo beberapa kali diumbar ke publik. Kedua pejabat Negara ini menampilkan keakraban saat melakukan kunjungan kerja maupun di Istana Negara.

Membaca ini, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, kemesraan Jokowi dan Prabowo sangat mungkin berkaitan dengan dukungan terkait Pemilu Presiden 2024.

Baca juga: Pernah Jadi Rival Jokowi, Prabowo: Sekarang Saya Anak Buahnya, Keputusan Beliau Selalu Pro Rakyat

Tak menutup kemungkinan Jokowi memberikan dukungannya untuk Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden.

Meski, dengan memberikan dukungan ke Prabowo, pilihan politik Jokowi berlainan dengan PDI-P, partai tempatnya bernaung.

“Bukan tidak mungkin preferensi politik Presiden Joko Widodo dalam hal bakal calon presiden mendatang tidak sama dengan pilihan politik dari PDI-P,” kata Bawono kepada Kompas.com, Kamis (29/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com