Seperti di Instagram, Twitter dan Tiktok bisa lebih leluasa mengunggah iklan politik, tapi bila di Whatsapp grup, Line grup dan Telegram grup mesti lebih berhati-hati, tidak hanya asal kirim, apalagi bertubi-tubi, alih-alih orang suka, malah bisa antipati.
Keempat, segmentasi ini perlu dilakukan dalam iklim persaingan parpol. Harus ada hasil analisis yang lebih terukur untuk membedakan strategi bersaing satu partai politik dengan partai politik lainnya.
Hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan identifikasi terhadap parpol beserta politisi yang akan didukung. Karena bila program yang ditawarkan seragam, pemilih sulit untuk membedakan.
Dengan adanya segmentasi politik, strategi peningkatan elektabilitas parpol dan politisi dapat digagas dengan lebih jitu. Termasuk juga dengan iklan politik yang dibuat, penetrasinya akan lebih efektif.
Sebab dengan segmentasi politik, iklan politik yang dilancarkan dapat disesuaikan dengan klasifikasi dan pengelompokan dalam masyarakat.
Terhadap setiap kelompok masyarakat memakai pendekatan yang berbeda dengan iklan politik yang berbeda pula. Misalnya di satu daerah atau di kawasan tertentu iklan lewat media massa efektif, tetapi di daerah lain itu menjadi tidak penting dilakukan. Antara lain karena akses dan sebaran media massa pada daerah itu tidak begitu masif.
Atau misalnya seorang politisi sudah merasa puas beriklan lewat media sosial, padahal di daerah pemilihannya akses internet belum merata, dan itu berarti tidak banyak yang bisa dijangkau oleh iklan politik yang dibuat itu.
Selain dapat mengefektifkan penggunaan iklan politik, dalam konteks yang jauh lebih strategis, segmentasi politik dapat ikut membantu partai dan politisi mengidentifikasi kepentingan dan tujuan politik masing-masing kelompok dalam masyarakat.
Sehingga dapat membantu partai dan politisi untuk dapat meningkatkan ketepatan dan program kerja serta isu politik di setiap kelompok masyarakat.
Hal itu tentu saja dapat membantu parpol dan politisi mengembangkan program komunikasi politik yang akan dilakukan mengingat setiap kelompok masyarakat memiliki cara pikir yang berbeda.
Karenanya komunikasi politik, dalam hal ini iklan politik, perlu disesuaikan atau dibuat menjadi relevan dengan kebutuhan, kondisi dan karakteristik setiap kelompok masyarakat.
Di sisi lain segmentasi politik juga dapat membantu analisis atas persaingan politik. Misalnya segmentasi bisa dilakukan melalui metode pengelompokan; pendukung, non pendukung dan massa mengambang atau swing voters.
Dengan melihat jumlah yang ada di setiap segmen dapat membantu parpol serta politisi dalam menghitung probabilitas menang atau kalah.
Dengan demikian, aritmatika politik bisa dihitung, sehingga program marketing politik seperti advertising dan distribusi pesan serta informasi politik, lewat iklan politik dapat ditata dengan tepat dan efisien. Menghadirkan impresi pemilih.
Tanpa adanya strategi, antara lain dengan melakukan pemetaan dan segmentasi, iklan politik hanya akan menjadi sampah politik, karena mungkin saja turut meningkatkan popularitas dari parpol dan politisi, tapi tidak dengan elektabilitas, atau bahkan salah sasaran.
Artinya, iklan politik mungkin menjadikan parpol atau seorang politisi dikenal, tapi belum tentu membuatnya dipilih oleh para pemilih. Atau merasa telah beriklan dan berkampanye, tapi pesannya tidak sampai pada pemilih yang mau dituju.
Iklan politik pada ujungnya hanya atau justru menjadi sampah politik para politisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.