Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Husen Mony
Dosen

Mengajar Komunikasi Politik & Jurnalistik/Penulis

Anies Baswedan, Hasil Survei, dan Problem Komunikator

Kompas.com - 12/06/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Manusia kerap menciptakan simbol, menggunakan simbol, dan menyalahgunakan simbol untuk kepentingan dirinya. Bahasa merupakan bentuk tindakan sosial yang akan menunjukan siapa aktor (komunikator) tersebut kepada publiknya (baca: komunikan).

Banyak tindakan sosial (bahasa) Anies memunculkan plot-plot drama yang kontraproduktif, sehingga berimbas pada persepsi buruk atas citra dirinya, yang pada akhirnya muncul dalam bentuk pelabelan-pelabelan negatif publik.

Meski seolah tampak wajar, beberapa pandangannya yang diutarakan ke publik dimaknai seperti “mengangkangi” logika dan pengetahuan publik kebanyakan. Publik ditempatkan seperti orang “bodoh” yang tidak tahu apa-apa.

Misalnya, Anies pernah mengatakan bahwa alat transportasi utama manusia adalah “kakinya”. Pandangan tersebut dikatakan setelah sebelumnya dia menolak (menyalahkan) jawaban dari kebanyakan orang (orang kebanyakan akan menjawab: motor, mobil, sepeda, dan sebagainya).

Pada kesempatan lain, Anies juga mengatakan bahwa pandangan yang mengatakan Jakarta adalah kota penuh dengan kemacetan merupakan pandangan yang tidak sepenuhnya benar. Menurut dia, pada tengah malam atau dini hari, Jakarta selalu terlihat lenggang.

Anies sebenarnya tahu bahwa yang dipersoalkan warga tentang kemacetan adalah pada waktu jam kantor (pagi sampai malam).

Alih-alih bijak merespons persoalan kemacetan dengan narasi terukur, publik seakan hendak “disesatkan” jalan pikirannya.

Pun ketika mengomentari tentang banjir yang menggenangi taman-taman di ibu kota Jakarta. Bagi publik, air yang menggenangi Jakarta adalah karena banjir yang perlu ditangani pemerintah secara maksimal. Namun bagi Anies, genangan air tersebut bukan banjir, melainkan “air sedang parkir”.

Belum lagi istilah-istilah yang diproduksi seperti “rumah sehat” (publik Indonesia tahunya rumas sakit, Anies maunya rumah sehat).

Persepsi netizen

Berbagai perilaku komunikasi Anies, dalam kapasitasnya sebagai komunikator politik, baik yang diproduksi saat menjadi gubernur DKI Jakarta dan setelahnya, menjadi jejak digital yang dengan mudah diperoleh.

Dalam konteks hari ini, jejak-jejak digital tersebut diproduksi ulang oleh publik atau pun lawan-lawan politiknya, dalam aneka kreasi dan kemudian disebarkan ulang ke publik. Tentu saja, kreasi-kreasi dimaksud penuh dengan tendensi mendiskreditkan Anies.

Bukalah Tiktok, Instagram, Twitter, Facebook, group-group WA, dan media sosial lainnya, akan Anda temui banyak konten yang menjadikan omongan Anies sebagai bahan lelucon.

Dibandingkan kedua kandidat lainnya (Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo), konten yang memiliki muatan mendiskreditkan capres, dengan belandaskan dari omongan mereka sendiri, lebih banyak tertuju pada Anies.

Dalam relasi komunikator-komunikan, seorang komunikator politik perlu memahami satu hal bahwa komunikan (publik) hari ini demikian kritis.

Informasi dengan mudah diperoleh dan diakses di mana saja oleh publik, sebagai cara mereka untuk menghidupkan alarm kekritisannya.

Para elite politik yang masih mengagung-agungkan kemampuannya memengaruhi publik dengan berbasis pada logika pesan yang tidak masuk akal, mengangkangi pengetahuan publik, menyesatkan, penuh kebohongan, perlahan akan kehilangan kerelevansiannya.

Ingat, dalam komunikasi ada publik yang disebut oleh Beur (1936), Schramm & Roberts (1964) sebagai “khalayak kepala batu” (The obstinate audience). Bisa jadi, itulah realitas khalayak (publik) Indonesia hari ini.

Tipikal publik yang menyaring pesan yang menghampirinya sebelum diterima atau ditolak. Semoga menjadi masukan konstruktif buat Anies dan partai koalisinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com