Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah: Kita Tak Bisa Menitipkan Reformasi Pada Manusia, tetapi Pada Penguatan Sistem

Kompas.com - 28/05/2023, 07:11 WIB
Singgih Wiryono,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis 1998 Fahri Hamzah mengatakan, tak bisa seluruh cita-cita reformasi dititipkan pada manusia, pada aktivis yang mungkin bisa berubah di tengah jalan.

Manusia adalah makhluk yang bisa cepat berubah, "pagi lain malam lain," kata Fahri saat berbincang santai di Taliwang Heritage, Depok, Jawa Barat, Rabu (17/5/2023) lalu.

Perasaan manusia tidak bisa diandalkan untuk melakukan perubahan, apalagi perubahan sebesar reformasi 1998. Sebab itu dia percaya, cita-cita besar reformasi harus dititipkan pada perubahan sistem.

Fahri mengatakan, bangsa ini harus selalu mengikhtiarkan perbaikan kelembagaan demokrasi.

Baca juga: Cerita Fahri Hamzah soal Dua Wajah Prabowo Saat Reformasi 1998 yang Timbulkan Kecurigaan

Bagaimana jika seorang menjabat di legislatif, sistem diperbaiki legislatifnya tambah efektif dalam melakukan kontrol terhadap pemerintahan.

Begitu juga dengan sistem yudikatif yang diharapkan bisa lebih independen dan bersih serta eksekutif yang bisa profesional dan reformis.

Sebab itulah, sistem demokrasi modern yang dicita-citakan reformasi terlihat belum matang karena masih banyak orang yang dalam tanda kutip tidak beres setelah rezim Orde Baru tumbang.

Tapi, Fahri mengajak agar tidak melihat perilaku orang perorang di era reformasi, karena memang sistem yang dibangun saat ini masih belum cukup mumpuni untuk memperbaiki perilaku pejabat.

"Jadi jangan terlalu menyesali perilaku orang perorang kalau kita tidak memperbaiki sistem. Tapi kalau kita sudah melakukan perbaikan sistem, masih ada yang bertindak nakal ya hukum saja, karena itu yang harus kita jalankan," ucap dia.

Baca juga: Fahri Hamzah, Manusia Kampung dari NTB di Tengah Gerakan Reformasi Mei 1998

Fahri mengatakan, seperempat abad reformasi yang paling mendesak untuk dilakukan masih terkait perbaikan sistem.

Dia berharap bisa kembali mengusulkan amandemen kelima yang berisi tentang penguatan sistem presidensialisme, independensi yudikatif, dan penguatan lembaga perwakilan.

"Serta memperkuat otonomi daerah karena bangsa kita ini sangat besar. Dan kedua adalah memastikan konstitusi itu menjamin kebebasan berpendapat supaya warga negara tidak dipersekusi saat perbedaan pendapat," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com