Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naskah Pidato 21 Mei 1998, Yusril Ungkap Alasan Soeharto Pilih “Berhenti” ketimbang “Mundur”

Kompas.com - 21/05/2023, 11:36 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini 25 tahun yang lalu, 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden.

Soeharto menyerahkan kekuasannya kepada Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, yang saat itu menjabat wakil presiden.

Kabar kemunduran Soeharto sudah mengemuka semenjak presiden kedua RI itu tiba di Tanah Air, sepulang dari acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G15 di Kairo, Mesir, pada 15 Mei 1998.

Sebelumnya, pada 13 Mei 1998, kerusuhan pecah di Jakarta dan beberapa daerah lain. Krisis moneter menjadi salah satu penyebabnya.

Dalam gugatannya, massa yang terdiri dari kalangan mahasiswa menuntut reformasi.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Saat Soeharto Bacakan Pidato Pengunduran Diri di Istana Merdeka

Hingga pada akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden, mengakhiri kekuasaannya selama 32 tahun.

Pengumuman mundur tersebut disampaikan Soeharto di Istana Merdeka, sekitar pukul 09.00 WIB.

Dalam pidatonya, Soeharto mengakui bahwa langkah tersebut diambil setelah melihat perkembangan situasi nasional saat itu.

Pilih kata “berhenti” di naskah pidato

Pada 20 Mei 1998 malam hari, di rumah Soeharto di Jalan Cendana, Yusril Ihza Mahendra yang saat itu menjabat sebagai staf Sekretariat Negara, sibuk dengan urusan naskah pidato pengunduran Soeharto.

Yusril dipercaya menulis naskah-naskah pidato presiden selama Soeharto menjabat.

“Saya menyiapkan naskah pengunduran diri Pak Soeharto di belakang rumah beliau. Saya bersama Pak Saadillah (Mensesneg saat itu) sibuk berkoordinasi dengan Ketua Mahkamah Agung saat itu,” kata Yusril dalam wawancara bersama Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Soeharto Lengser, Habibie Jadi Presiden hingga Isu Kudeta

Soeharto meminta Ketua MA saat itu, Sarwata, untuk datang ke Istana Negara keesokan hari, lengkap dengan jubahnya.

“Sampai pagi ketika selesai dan Pak Harto bilang, ‘saya mau nambahin kalimat kalau kabinet demisioner, Pak Habibie yang melanjutkan, terserah Pak Habibie mau membubarkan kabinet atau tidak’,” ujar Yusril.

Menurut Yusril, dalam naskah pidato pengunduran diri, Soeharto menambahkan kalimatnya dan ditulis sendiri.

Bagian itu adalah, "Saya menyampaikan permohonan maaf pada seluruh rakyat Indonesia, selama 30 tahun saya menjalankan roda pemerintahan, saya memohon maaf apabila ada kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja".

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Duet Prabowo-Khofifah

Duet Prabowo-Khofifah

Nasional
Jika Tidak dengan Prabowo, Lantas Siapa Pendamping Ideal Ganjar Pranowo?

Jika Tidak dengan Prabowo, Lantas Siapa Pendamping Ideal Ganjar Pranowo?

Nasional
Menteri Terseret Kasus Korupsi, Hasto Kristiyanto: PDI-P Evaluasi Ke Dalam

Menteri Terseret Kasus Korupsi, Hasto Kristiyanto: PDI-P Evaluasi Ke Dalam

Nasional
PDI-P Punya Program Beasiswa 'Megawati Fellowship', Akan Diluncurkan di Rakernas

PDI-P Punya Program Beasiswa "Megawati Fellowship", Akan Diluncurkan di Rakernas

Nasional
Beri Arahan di Depan Kader PDI-P, Megawati Sebut Politik Itu Dimulai dari Keluarga

Beri Arahan di Depan Kader PDI-P, Megawati Sebut Politik Itu Dimulai dari Keluarga

Nasional
Anies Sebut Negara hingga 'Pelaku Besar' Jadi Penyebab Masalah Lingkungan

Anies Sebut Negara hingga "Pelaku Besar" Jadi Penyebab Masalah Lingkungan

Nasional
Respons KPU Soal Putusan MA Terkait Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg

Respons KPU Soal Putusan MA Terkait Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg

Nasional
Uji Materi Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg Dikabulkan, ICW Sebut Penyelenggara Pemilu Bobrok

Uji Materi Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg Dikabulkan, ICW Sebut Penyelenggara Pemilu Bobrok

Nasional
Kawal Judicial Review UU Cipta Kerja, Partai Buruh Akan Gelar Unjuk Rasa

Kawal Judicial Review UU Cipta Kerja, Partai Buruh Akan Gelar Unjuk Rasa

Nasional
Dilirik Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Sudah Dialog dengan Internal

Dilirik Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Sudah Dialog dengan Internal

Nasional
Nama Bakal Cawapres Ganjar Makin Mengerucut, Sekjen PDI-P: Megawati Hampir Setiap Malam Mohon Petunjuk Tuhan

Nama Bakal Cawapres Ganjar Makin Mengerucut, Sekjen PDI-P: Megawati Hampir Setiap Malam Mohon Petunjuk Tuhan

Nasional
Buka Pintu PSI Gabung Koalisi, Puan: Yuk, Mas Kaesang Ketemu Mbak Puan Dulu

Buka Pintu PSI Gabung Koalisi, Puan: Yuk, Mas Kaesang Ketemu Mbak Puan Dulu

Nasional
Megawati Tunjuk Wasekjen PDI-P Arif Wibowo Jadi Kepala Badan Saksi Pemenangan Pemilu

Megawati Tunjuk Wasekjen PDI-P Arif Wibowo Jadi Kepala Badan Saksi Pemenangan Pemilu

Nasional
Gerindra Harap PSI Gabung Koalisi Indonesia Maju Dukung Prabowo Subianto

Gerindra Harap PSI Gabung Koalisi Indonesia Maju Dukung Prabowo Subianto

Nasional
Sindir Pemerintah Biarkan Pembungkaman Kritik, Anies: Jangan Bilang 'Oh Itu Relawan Saya'

Sindir Pemerintah Biarkan Pembungkaman Kritik, Anies: Jangan Bilang "Oh Itu Relawan Saya"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com