JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar angkat bicara soal kemungkinan PDI-P menunjuk tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.
Muhaimin Iskandar mengatakan, sikap Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) sudah jelas tak akan ikut campur dalam politik praktis.
“Tapi, kalau melihat statement ketua PBNU kan NU tidak akan menyodorkan kadernya untuk kontestasi sebagai capres atau calon wakil presiden,” ujar Muhaimin ditemui di Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (15/5/2023).
“Itu pernyataan Ketua Umum PBNU. Jadi saya enggak bisa komentar,” katanya lagi.
Baca juga: Bertemu Wapres Maruf Amin, Cak Imin Curhat hingga Minta Doa agar Jadi Cawapres
Namun, dalam pandangannya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memiliki hak untuk memilih siapa figur yang bakal dipilih untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Kita serahkan sepenuhnya kepada Bu Mega dan PDI-P untuk menentukan pasangannya. Kita tidak bisa ikut campur tangan,” ujar Muhaimin.
Di sisi lain, Muhaimin Iskandar mengatakan, saat ini komunikasi antara PKB dan PDI-P masih berjalan dengan baik.
Namun, ia memberikan sinyal bakal tetap bertahan dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Partai Gerindra.
“Ya kita berkomunikasi, berinteraksi hampir terus, bagus, dengan teman-teman di PDI-P. Bahkan di DPR, di MPR, hampir tiap hari tentu (komunikasi). Saling menghargai bahwa saya sudah memilih koalisi di Gerindra,” katanya.
Baca juga: PDI-P Tetap Jalin Komunikasi dengan PBNU, Hormati Sikap Jaga Jarak dengan Politik
Diketahui, PDI-P menyatakan menghormati sikap PBNU yang memilih untuk tidak terlibat dalam politik praktis.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahumuziy atau Rommy mengatakan, PBNU tengah menyeleksi siapa figur yang bakal diusulkan untuk menjadi cawapres Ganjar.
Namun, kabar itu dibantah oleh Ketua PBNU Fahrur Rozi yang menegaskan bahwa PBNU tak melakukan pembahasan soal cawapres tertentu.
Baca juga: Tolak Terlibat pada Pilpres 2024, PBNU: Tak Akan Ada Capres atau Cawapres atas Nama NU
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.