JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan tidak akan ambil bagian dalam pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Ketua PBNU Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan, pihaknya tidak akan memihak atau bersikap netral dalam pilpres mendatang.
“PBNU tak akan ambil bagian dalam kompetisi pilpres namun berada di posisi netral,” kata Gus Fahrur saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/5/2023).
Menurut Gus Fahrur, sikap ini merupakan bentuk komitmen Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya usai terpilih di Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 2021.
Baca juga: PDI-P: NU Sumber Kawah Candradimuka Calon Pemimpin Bangsa
NU tidak akan terlibat dalam arus politik pada 2024 mendatang. Gus Yahya juga sudah menegaskan bahwa NU tidak boleh diseret ke pusaran konflik kepentingan.
“PBNU konsisten dengan khittah (landasan berpikir dan bertindak) sebagai ormas keagamaan yang tidak berpolitik praktis,” tegas Gus Fahrur.
Fahrur menyatakan, PBNU tidak akan mengajukan kadernya sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) pada 2024.
Ia juga menyatakan tidak terdapat pembahasan nama cawapres tertentu di internal PBNU dan tidak akan mengajukan kadernya.
Baca juga: Rommy PPP: Ada Kemungkinan Megawati Minta Nama Resmi Bakal Cawapres dari PBNU
“Kita memastikan tidak akan ada calon presiden maupun calon wakil presiden yang mengatasnamakan NU pada Pilpres 2024,” tuturnya.
Jika terdapat tokoh NU yang terlibat dalam pertarungan pilpres, kata Gus Fahrur, tindakan tersebut bukan atas kesepakatan PBNU, melainkan keputusannya pribadi.
“Itu adalah kehendak sosok tersebut, atas kinerja dan prestasi dia sendiri bukan kesepakatan dari PBNU,” ujar Gus Fahrur.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romy mengungkapkan PDI-P tengah membangun komunikasi dengan PBNU mengenai nama-nama kader NU yang bisa mendampingi Ganjar Pranowo sebagai cawapres.
Hal ini Romy sampaikan ketika mengungkap potensi dua nama kandidat cawapres, yaitu Sandiaga Uno dan Erick Thohir.
"Karena tidak tertutup kemungkinan juga Bu Mega sebagai pengusung, partainya pengusung Pak Ganjar meminta nama resmi dari PBNU," kata Romy dalam acara Gaspol! Kompas.com yang ditayangkan YouTube, Kamis (11/5/2023).
"Saya dapat informasi bahwa di PBNU sedang dalam tanda petik, ada seleksi dari nama-nama kader-kader NU yang ada," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.