Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2023, 06:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyebut bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo dengan enam ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Negara, Selasa (2/5/2023) kemarin tak membahas wacana duet Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto untuk Pemilu Presiden 2024.

Meski wacana tersebut masih santer bergulir, kata Romy, sulit menyatukan keduanya sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Pembicaraan tentang siapa jadi wakil presiden antara Ganjar atau Prabowo sepertinya belum menemukan jalannya,” kata Romy dalam acara Gaspol! Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Gerindra Tak Pernah Ada Pikiran Jadikan Prabowo sebagai Cawapres Ganjar

Romy mengatakan, baik Ganjar maupun Prabowo sama-sama ingin menjadi calon presiden (capres). Pada 21 April 2023 kemarin, Ganjar mendapat mandat dari PDI Perjuangan untuk menjadi calon RI-1.

Sementara, pertengahan Agustus 2022 lalu, Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra telah mengamanatkan Prabowo sebagai capres.

Di sisi lain, menurut survei berbagai lembaga, elektabilitas keduanya sama-sama tinggi, bahkan berbalapan.

Oleh karenanya, sulit untuk menentukan siapa yang ada di posisi capres, siapa yang harus menempati kursi cawapres.


“Ini kan nggak ketemu, yang satu minta capres, yang satu juga minta capres. Dihadapkan dengan opini publik di berbagai survei sama-sama tinggi kan (elektabilitasnya) salip menyalip antara Pak Prabowo sama Pak Ganjar ini,” ujar Romy.

“Sehingga sampai hari ini ya sepertinya belum ada satu pun yang mau memunculkan niatnya untuk ‘ya sudahlah, saya calon wakil presiden saja’. Jadi semuanya masih di posisi capres,” tuturnya.

Merujuk survei berbagai lembaga, Romy menilai, Ganjar dan Prabowo sama-sama punya kans menang pada Pilpres 2024.

Sekalipun pilpres kelak menghadapkan Ganjar, Prabowo, dan satu kandidat lain yakni Anies Baswedan, pilpres putaran kedua diprediksi mempertemukan Ganjar dengan Prabowo.

Sehingga, siapa pun yang kelak memenangkan pertarungan, dipastikan merupakan orang dekat Jokowi.

“Jadi kalau dari situ mengarahnya lebih ke all the president’s men,” ucap Romy.

Terlepas dari itu, Romy menambahkan, Jokowi sedianya ingin agar kontestasi Pemilu 2024 berlangsung mudah dan murah. Oleh karenanya, diharapkan hanya ada dua pasang calon presiden (capres).

Pasalnya, jika calon presiden dan wakil presiden lebih dari dua pasang, besar kemungkinan pemilu digelar dua putaran.

Baca juga: PAN Dikabarkan Ikut Usung Ganjar, PDI-P: Tunggu Saja...

Selain mahal dan prosesnya panjang, dikhawatirkan pemilu dua putaran akan menimbulkan keterbelahan yang lebih besar di masyarakat.

“Kalau dua paslon ini kan masyarakat tidak berlama-lama terbelah. Tapi kalau tiga paslon ini kan yang pertama belahan jadi 3, kemudian nanti belahan yang kalah dan tidak masuk ronde final dia akan terbelah lagi entah menjadi dua atau mungkin satu kelompok,” kata Romy.

“Jadi terlalu lama kontestasi itu menghabiskan perhatian publik dan energi bangsa hal ini,” lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Survei Litbang 'Kompas': Prabowo Puncaki Elektabilitas di Pemilih Milenial dan 'Gen Y' Madya

Survei Litbang "Kompas": Prabowo Puncaki Elektabilitas di Pemilih Milenial dan "Gen Y" Madya

Nasional
Polri Buka Peluang Ada Tersangka Lain yang Diduga Sembunyikan Dito Mahendra

Polri Buka Peluang Ada Tersangka Lain yang Diduga Sembunyikan Dito Mahendra

Nasional
Safari Politik ke Banyumas, Anies Bicara Akan Buat Marketplace untuk Para Ahli

Safari Politik ke Banyumas, Anies Bicara Akan Buat Marketplace untuk Para Ahli

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Ganjar Unggul Lawan Prabowo di Kalangan 'Gen Z'

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Ganjar Unggul Lawan Prabowo di Kalangan "Gen Z"

Nasional
Konflik Yaqut Vs PKB, Berawal dari Imbauan Pilih Pemimpin Berujung Ancaman Disiplin

Konflik Yaqut Vs PKB, Berawal dari Imbauan Pilih Pemimpin Berujung Ancaman Disiplin

Nasional
Beberkan Manfaat 'E-voting', Bamsoet: Tak Perlu Paku hingga Tinta Suara

Beberkan Manfaat "E-voting", Bamsoet: Tak Perlu Paku hingga Tinta Suara

Nasional
Bamsoet: Belum Ada Keseriusan Manfaatkan 'E-voting' karena Tak Bisa Dicurangi

Bamsoet: Belum Ada Keseriusan Manfaatkan "E-voting" karena Tak Bisa Dicurangi

Nasional
Sinyal Penolakan PDI-P dan PPP soal Isu 'Reshuffle' Terkait Bergabungnya Demokrat

Sinyal Penolakan PDI-P dan PPP soal Isu "Reshuffle" Terkait Bergabungnya Demokrat

Nasional
FSGI Merilis Terjadi 23 Kasus Perundungan di Sekolah Sepanjang 2023, 2 Korban Meninggal

FSGI Merilis Terjadi 23 Kasus Perundungan di Sekolah Sepanjang 2023, 2 Korban Meninggal

Nasional
Harta Kekayaan Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang 'Menghilang' Usai Rumahnya Digeledah KPK

Harta Kekayaan Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang "Menghilang" Usai Rumahnya Digeledah KPK

Nasional
Profil Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang Dikabarkan 'Menghilang' di Eropa Usai Rumah Digeledah KPK

Profil Syahrul Yasin Limpo, Mentan yang Dikabarkan "Menghilang" di Eropa Usai Rumah Digeledah KPK

Nasional
Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Penembakan di Mal Siam Paragon Bangkok

Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Penembakan di Mal Siam Paragon Bangkok

Nasional
Tim Pemenangan Ganjar Rapat Hari Ini, Pengumuman Sosok Baru Dilakukan Bertahap

Tim Pemenangan Ganjar Rapat Hari Ini, Pengumuman Sosok Baru Dilakukan Bertahap

Nasional
Sidang Kasus BTS 4G, Pengantar Uang Rp 27 Miliar ke Dito Ariotedjo Akan Bersaksi Hari Ini

Sidang Kasus BTS 4G, Pengantar Uang Rp 27 Miliar ke Dito Ariotedjo Akan Bersaksi Hari Ini

Nasional
Jokowi Dulu Dibantu PGI Menangi Pilpres 2014, Kini Giliran Kaesang Datang Minta Nasihat

Jokowi Dulu Dibantu PGI Menangi Pilpres 2014, Kini Giliran Kaesang Datang Minta Nasihat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com