JAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 akan dilaksanakan pekan depan pada 10-11 Mei 2023, di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Indonesia sebagai keketuaan ASEAN pada tahun ini, telah menyiapkan sejumlah isu yang akan dibahas di dalam KTT tersebut. Mulai dari keanggotaan penuh Timor Leste hingga perlindungan pekerja migran, yang dalam beberapa waktu terakhir terus mendapat sorotan.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengaku, saat ini negosiasi atas isu-isu yang akan dibawa Indonesia di KTT itu masih terus dilakukan.
Baca juga: Hotel Penuh, Panitia KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo Menginap di Kapal
"Negosiasi terus dilakukan. Jadi kalau teman-teman berpikir KTT (tanggal) 10-11 (Mei 2023), bukan berarti negosiasi baru dilakukan tanggal 8 (Mei 2023). Negosiasi sudah dilakukan cukup panjang," kata Retno dalam konferensi pers menjelang KTT ke-42 di NTT, dikutip dari YouTube Kementerian Luar Negeri, Sabtu (6/5/2023).
Menurut Menlu, setidaknya ada 11 isu atau possible deliverables yang akan dirundingkan untuk dihasilkan dalam KTT ke-42.
Mulai dari chair statement, Post-2025 Vision, penguatan kapasitas ASEAN, keanggotaan penuh Timor Leste, dan penanggulangan perdagangan orang.
Baca juga: Amankan KTT ASEAN di Labuan Bajo, TNI Kerahkan 7 Kapal Perang, Pesawat Tempur, dan 10.000 Personel
Lalu, perlindungan pekerja migran, perlindungan pekerja perikanan, bidang kesehatan, pembentukan jejaring desa, ekosistem kendaraan listrik, dan konektivitas pembayaran di kawasan.
"Jadi itu adalah isu atau dokumen yang saat ini sedang dinegosiasikan oleh negara anggota ASEAN. Saat ini perundingan terus berjalan, terutama bagi dokumen-dokumen yang akan dihasilkan dalam KTT ke-42 ini," ungkap Retno.
Dalam keketuaan ASEAN, Indonesia mengangkat tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Setidaknya ada tiga pilar utama yang akan dimajukan dalam proses keketuaan ini.
Pertama, yaitu pilar ASEAN Matters. Dalam pilar ini, Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap relevan, mampu menghadapi tantangan ke depan, menjadi motor stabilitas, dan perdamaian Kawasan.
Baca juga: Modus Pelaku TPPO di ASEAN, Tawarkan Pekerjaan Customer Service Bergaji Tinggi Tanpa Kualifikasi
Kedua adalah pilar Epicentrum of Growth. Di sini, Indonesia ingin ASEAN terus memperkuat kerja sama konkret, membumikan berbagai kerja sama, sehingga dirasakan manfaatnya bagi rakyat.
"Dengan demikian maka kita berharap Asia Tenggara ini dapat terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, terutama akan dapat mampu menghadapi external shocks," tutur Retno.
Sementara pilar ketiga, terkait dengan Implementasi dari AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific). Pilar ini kata Retno, menjadi sangat penting mengingat semakin tajamnya rivalitas di kawasan Indo-Pasifik.
"Rivalitas antara kekuatan besar masih tajam, termasuk di kawasan Indo-Pasifik. Pertumbuhan ekonomi dunia terus terkoreksi. Secara internal, ASEAN terus menghadapi situasi di Myanmar," sebut Retno.
Baca juga: 12.000 Personel TNI-Polri Dikerahkan untuk Pengamanan KTT ASEAN di Labuan Bajo
Diketahui, KTT ke-42 sendiri akan dilakukan di Labuan Bajo, 10 - 11 Mei 2023. Sementara itu, KTT ke-43 akan diselenggarakan di Jakarta pada 5-7 September 2023.
Sejauh ini di dalam satu tahun kalender keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN, sudah diselenggarakan 195 pertemuan dari 540 yang dijadwalkan. Sebanyak 74 dari 307 pertemuan akan dilakukan di Indonesia, tepatnya di Sekretariat ASEAN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.