JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memperkirakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan enam ketua umum (Ketum) partai politik koalisi pemerintah pada Selasa (2/5/2023) malam, untuk membicarakan nasib Partai Nasdem.
Dedi menduga hal tersebut karena dua tokoh dalam koalisi pemerintahan yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, sama-sama sudah diusung sebagai bakal calon presiden. Sedangkan, Nasdem mendeklarasikan tokoh di luar koalisi, yaitu Anies Baswedan.
"Membaca situasi di mana PDI-P telah deklarasikan Ganjar, dan Prabowo juga telah deklarasi sebagai (bakal) capres, maka potensi pertemuan itu untuk menandai reshuffle kabinet, utamanya menentukan nasib Nasdem," kata Dedi kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).
Baca juga: Nasdem Sebut Surya Paloh Hormati Pertemuan Jokowi dan Ketum Parpol
Dedi mengungkapkan, bisa saja pertemuan juga membahas upaya pembentukan koalisi besar. Koalisi besar ini, katanya, merupakan keinginan Jokowi dalam upaya menggagalkan pencapresan Anies.
"Jika asumsi kedua ini berjalan, itu pun tetap dalam nuansa politis, karena Nasdem telah mengambil sikap usung Anies yang sampai detik ini terlihat tidak disukai Jokowi," kata Dedi.
Di satu sisi, Dedi melihat Partai Nasdem memang tengah menerima ujian, di mana Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate bolak balik diperiksa Kejagung terkait kasus proyek BTS. Kata Dedi, bisa saja Presiden melihat momentum ini untuk melakukan perombakan kabinet.
"Meskipun reshuffle memang miliki momentum, di mana Menkominfo sedang dibidik masalah rasuah," ucapnya.
Baca juga: Pesan Surya Paloh yang Tak Diundang Saat Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol Koalisi
Kendati demikian, Nasdem dinilai tak perlu khawatir jika reshuffle benar terjadi. Sebab, Dedi memperkirakan, dukungan publik pada Nasdem justru akan berdatangan.
"Nasdem dalam situasi terdesak bisa saja justru mendapat simpati publik karena keberadaannya di kabinet tidak mendapat kehormatan sebagaimana mitra koalisi lain," katanya.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi mengumpulkan enam Ketum parpol koalisi di Istana Negara, Jakarta, Selasa malam.
Keenam ketum parpol tersebut yakni Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Baca juga: Nasdem Sebut Surya Paloh Hormati Pertemuan Jokowi dan Ketum Parpol
Pertemuan itu tak dihadiri Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, meski Partai Nasdem juga merupakan salah satu partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjelaskan, Surya Paloh tengah berada di luar negeri sehingga tak hadir dalam pertemuan.
Sementara itu, pihak Nasdem menyebutkan bahwa Surya Paloh tak hadir karena tidak diundang dalam pertemuan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.