Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Jadi Modal WNI Bertahan di Tengah Konflik Senjata Sudan

Kompas.com - 29/04/2023, 15:19 WIB
Singgih Wiryono,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang lebih selama sepekan, Kuni Abida Kamila tak keluar dari tempat tinggalnya di Khartoum, Sudan setelah konflik bersenjata antara Militer Sudan dan Paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pecah.

Suara tembakan senjata api tak berhenti setelah letusan dimulai pukul 09.00 waktu setempat pada 15 April 2023. Saat itu juga, Abida harus menjauh dari pintu keluar tempat tinggalnya.

Dia berharap letusan-letusan senjata api itu hanya sesaat. Namun, semakin lama dia menunggu, harapan agar suara tembakan itu hilang tak kunjung terwujud.

"Tapi kok semakin ramai, terus-terusan, tanpa henti, berhenti sebentar tapi (suara tembakan) ramai lagi," ujar Abida kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu (29/4/2023).

Baca juga: Cerita WNI di Sudan, Sangka Suara Petasan Ternyata Rentetan Tembakan Senjata Api

Keesokan harinya, suara itu kembali terulang. Rentetan tembakan terus terjadi, dekat dengan tempat tinggal Adiba yang juga dihuni 40 WNI lainnya.

Tak jarang, suara tembakan disambut oleh suara dentuman yang lebih keras. Ia hanya bisa menebak-nebak, apakah suara rudal atau bom.

Satu-satunya hal yang dia tak bisa tebak adalah kapan perang ini akan berakhir.

Hari ketiga, kondisi tetap sama. Adiba dan WNI lainnya mulai cemas terhadap beragam kemungkinan, termasuk logistik yang mulai menipis.

Kemudian lahirlah "relawan dadakan" yang disebut Abida menjadi wadah WNI yang berada di tengah konflik Sudan untuk bisa tetap bertahan hidup.

"Alhamdulillah kita punya tim relawan dadakan gitu, dari tim relawan sama dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), Alhamdulillah gercep bantu kita itu," ucap dia.

Relawan itu bergerak mendata posisi WNI di Sudan, khususnya kota Khartoum. Mereka mulai memetakan apa yang mereka punya dan WNI mana yang paling membutuhkan logistik.

Baca juga: BP2MI: Ada Pekerja Migran Indonesia Ilegal di Sudan, Sudah Dievakuasi

Termasuk informasi terkait kondisi aman untuk menyalurkan logistik agar para WNI bisa tetap bertahan di tengah perang saudara Sudan.

"Uang Alhamdulillah terkumpul banyak cuma penyaluran logistik ini yang lumayan susah. Karena kondisi tiap hari ada tembak-tembakan," kata Abida.

"Di grup (komunikasi) itu kita koordinasi ada suara tembakan di bagian mana bagian mana, dirasa sepi tidak ada suara tembakan, mereka langsung pergi (memberikan bantuan)," ujar dia.

Terbersit rasa bangga dari Abida terhadap solidaritas WNI di Sudan. Kekompakan tersebut seperti tanpa pamrih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com