Dan ini sudah dilakukan oleh pengelola jalan tol dengan memperbanyak mesin tap kartu tol. Bahkan menyiapkan petugas untuk mendatangi antrean kendaraan agar semakin banyak yang bisa tap bayar tol meskipun sedang mengantre jauh dari gerbang.
Ini adalah langkah tepat yang akhirnya bisa mengurangi jumlah dan lamanya tundaan kendaraan yang akan masuk gerbang tol.
Di sisi lain di rest area sudah termanajemen. Untuk kendaraan yang akan masuk sudah dibatasi sehingga tidak terjadi antrean panjang dan mengular yang menekan masuk menuju ke rest area.
Aparat kepolisian sudah mengarahkan kendaraan lain untuk terus melaju karena rest area ditutup setelah kondisi parkir penuh kendaraan. Sementara itu, kendaraan di dalam rest area juga diskenariokan hanya 30 menit saja.
Dan ini juga bisa menjadi momentum bagi pengendara untuk memastikan saldo e-toll nya penuh dan sesuai dengan kebutuhan saat pembayaran tol.
Fenomena kekurangan saldo masih tetap ada dan tidak bisa dihindari 100 persen mengingat driver behavior kita bermacam-macam. Ada yang antisipatif, tetapi ada juga yang tidak. Tentu dengan pertimbangannya masing-masing.
Di sisi lain manajemen dan rekayasa lalin setelah gerbang tol Kalikangkung juga sudah sangat baik. Terbukti tidak terjadi over bottle nect di segmen lanjutan dari Kalikangkung terutama yang akan masuk ke kota.
Rekayasa dari jajaran kepolisian dan perhubungan sangat layak untuk diapresiasi. Bahwa ada kendala tertentu pada waktu tertentu, masih bisa ditoleransi mengingat volume kendaraan yang masuk juga sudah lebih besar dari pada tahun lalu.
Bagaimana di penyeberangan Selat Sunda? Penambahan kapasitas angkut kapal dengan menghadirkan kapal berukuran besar dan menambah jumlah pelabuhan (dan dermaga), serta adanya peningkatan kapasitas tampung kantong parkir dan penerapan delay system menjelang masuk area pelabuhan, sudah menekan masalah over demand di Pelabuhan Merak.
Hal yang sangat besar pengaruhnya pada kelancaran lalin di Merak adalah adanya penempatan khusus untuk angkutan sepeda motor dan kendaraan barang ke Pelabuhan Ciwandan. Rekayasa ini sangat memperlancar penyeberangan Selat Sunda.
Bahkan jika menyimak data sementara menunjukkan bahwa jumlah kendaraan yang terangkut menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera jauh lebih besar dari pada tahun sebelumnya (2022).
Meskipun voume lebih besar, kita bersyukur karena tidak terjadi masalah seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Setidaknya hal itu dibuktikan dengan rendahnya level komplain masyarakat pemudik. Bahkan hampir tidak ditemukan persoalan seperti tahun lalu.
Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa kali ini yang terjadi bukan kemacetan lalu lintas. Namun sifatnya adalah antrean kendaraan di Merak dan Ciwandan. Itupun skalanya masih sangat wajar.
Secara umum kita harus beri apresiasi langkah yang diambil oleh Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub RI beserta jajarannya, serta rekan-rekan kepolisian, yang sudah serius menghadapi mudik 2023.