Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Anggap Kemacetan Jakarta Bertambah Parah karena Anies Tak Lagi Memimpin

Kompas.com - 06/04/2023, 19:09 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron menilai kemacetan Jakarta bertambah parah karena tak lagi dipimpin oleh Anies Baswedan.

Anggota Komisi VI DPR RI itu mengklaim, saat ini tak ada rekayasa lalu lintas yang cukup efektif untuk mengatasi kemacetan.

“Ya semenjak gubernurnya bukan Mas Anies nambah macet memang,” ujar Herman di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Selain itu, ia menganggap kemacetan Jakarta yang kian parah mesti diatasi dengan pengembangan moda transportasi umum.

Baca juga: Janji Atasi Macet Jakarta, Kapolda Metro Karyoto: Mampang ke Kuningan 5 Menit

Herman mengatakan, transportasi umum bawah tanah seperti di Jepang harus semakin banyak dikembangkan.

Sebab, jalan umum yang ada sudah sangat terbebani dengan kendaraan pribadi masyarakat Jakarta.

“Kalau kita tetap menggunakan jalan konvensional saat ini agak sulit untuk membebaskan (lahan) karena tarik menarik dengan kebutuhan hunian, fasilitas kota besar, fasilitas perkantoran, dan fasilitas lainnya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan perlunya pusat ekonomi baru di kota-kota selain Jakarta. Sehingga populasi pekerja bisa merata dan tak hanya membebani Ibu Kota.

Baca juga: Jokowi Singgung Jakarta Macet Setiap Waktu, Polda Metro: Masih Normal

Herman mengatakan, langkah itu mestinya yang harus dipikirkan, bukan memindahkan Ibu Kota ke Penajam Paser Utara.

Dalam pandangannya, mestinya pemerintah meningkatkan semua pelayanan publik di Pulau Jawa lebih dulu.

“Dengan tidak melupakan pusat-pusat pembangunan yang ini bisa membuat pemerataan di pulau lain atau wilayah provinsi lain,” ujar Herman.

Baca juga: Jakarta Terlambat 30 Tahun Bangun Transportasi Massal, Jokowi: Dari Pagi sampai Malam Macet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com