Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilang Minyak di Dumai Meledak, Wapres Minta Pertamina Perbaiki Manajemen Risiko

Kompas.com - 04/04/2023, 17:59 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta PT Pertamina (Persero) memperbaiki tata kelolanya terkait manajemen risiko menyusul peristiwa kebakaran dan ledakan yang terjadi di aset-aset perusahaan tersebut.

Hal ini disampaikan Ma'ruf merespons meledaknya kilang minyak PT Pertamina Refinery Unit II Dumai yang terjadi tak lama setelah kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

"Ya saya kira yang penting itu mungkin perbaikan di tata kelola untuk menghindari itu, tata kelola mungkin diperbaiki terutama yang menyangkut manajemen risiko," kata Ma'ruf dalam keterangan pers di Semarang, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Pertamina Ungkap Kronologi Ledakan di Kilang Dumai, Ada Kebocoran Pipa Hidrogen

Menurut Ma'ruf, perbaikan tata kelola itu penting dilakukan karena aset-aset Pertamina memiliki potensi yang besar untuk menyebabkan kebakaran.

"Sehingga perlu ada perbaikan tata kelolanya untuk menghindari itu," ujar Ma'ruf.

Diberitakan sebelumnya, kilang minyak Pertamina di Dumai, Riau meledak pada Sabtu (1/4/2023) pukul 22.45 WIB. Namun hingga kini Pertamina masih menginvestigasi penyebab ledakan.

Berdasarkan keterangan resmi dari PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai, kejadian ini tidak memakan korban jiwa baik dari pekerja maupun warga setempat.

Adupun korban luka-luka akibat ledakan berjumlah sembilan orang yang merupakan pekerja di ruang operator. Kesembilan korban luka-luka tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan di RS Pertamina Dumai.

Baca juga: Tak Hanya Sekali, Kilang Pertamina Dumai Ternyata Pernah Kebakaran Beberapa Kali

Sebelum insiden ledakan kilang minyak Pertamina di Dumai ini, Pertamina juga pernah mengalami sejumlah insiden ledakan dan kebakaran di fasilitas kilang minyak dan depo miliknya.

Belum lama ini, terjadi kebakaran juga di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada 3 Maret 2023 pukul 20.11 WIB yang menyebabkan 29 korban meninggal dunia.

Pasalnya, api yang bersumber dari pipa bensin di kompleks tersebut menyambar rumah-rumah warga di sekitar Jalan Tanah Merah Bawah RT 12 RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Sebanyak 52 unit mobil pompa dan 260 personel pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di kawasan depo dan pemukiman warga yang ikut terbakar.

Namun demikian, hingga kini masih belum jelas penyebab terjadinya kebakaran di fasilitas penyimpanan minyak Pertamina tersebut. Dugaan awal terjadi gangguan teknis saat proses pengisian tangki minyak jenis Pertamax yang menyebabkan adanya tekanan berlebih.

Selain kilang minyak Dumai dan depo Plumpang, ada sejumlah fasilitas milik Pertamina yang terbakar selama tiga tahun terakhir, yakni kilang minyak Balongan, kilang minyak Cilacap, dan kilang minyak Balikpapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com