JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berujung gaduh.
FIFA memang tak menyebutkan detail alasan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga internasional itu. Namun, pembatalan tersebut berbarengan dengan masifnya penolakan kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.
Baca juga: Ganjar Blunder soal Tolak Israel, Dirujak Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam
Ramai-ramai kepala daerah, partai politik, hingga organisasi masyarakat (ormas) lantang menyuarakan penolakan. Sebutlah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), hingga Persaudaraan Alumni 212.
Namun, dari sejumlah pihak yang menolak kepesertaan Timnas Israel, sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan PDI Perjuangan yang paling disorot.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga, ada pihak-pihak yang mencoba bermain politik dalam rencana penyelenggaraan Piala Dunia U20. Upaya ini ditempuh demi keuntungan politik pribadi.
“Jika kemarin Presiden Jokowi menyatakan bahwa olahraga tidak boleh dikaitkan dengan politik, itu adalah sikap yang naif. Jelas ada yang hendak bermain politik,” kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023).
Baca juga: Kilah Hasto Usai Ganjar dan Koster Tolak Timnas Israel: Rakyat Ingin Pemimpin yang Kokoh
Sayangnya, keputusan FIFA tak sesuai harapan dan agenda politik pihak tersebut. Sehingga, bukannya mendulang keuntungan, mereka yang sempat menyuarakan penolakan kepesertaan Timnas Israel justru kini jadi sasaran kemarahan publik.
“Sepertinya ini keteledoran berjamaah, asyik bermain-main gimik, hingga tidak mampu mengantisipasi dan menjalankan proses diplomasi untuk meyakinkan FIFA atas aspirasi dalam negeri Indonesia,” ujar Umam.
Ganjar Pranowo dan Wayan Koster misalnya, dinilai tidak paham konteks dan lebih memilih bermain gimik menolak kepesertaan Timnas Israel.
Menurut Umam, Ganjar seolah ingin mencitrakan diri sebagai loyalis PDI-P yang mengamalkan ajaran Soekarnoisme. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu seakan hendak menunjukkan dirinya peduli pada perjuangan dan isu kemanusiaan Palestina.
Harapannya, Piala Dunia U-20 tetap berjalan di Indonesia, lantas Israel dikeluarkan dari kepesertaan dari Piala Dunia U-20 2023.
Namun, keputusan FIFA justru berbeda dan tak sesuai ekspektasi mereka, Indonesia dicopot dari tuan rumah Piala Dunia U20.
“Bukan hanya mencoreng dan menampar wajah pemerintahan Jokowi, pilihan sikap Ganjar justru berpeluang dicap sebagai pemimpin gimik yang tidak paham konteks strategis dari kebijakan pemerintah Jokowi itu sendiri,” kata Umam.
Kendati demikian, Umam tak yakin Presiden Jokowi bakal menyentil Ganjar ataupun Koster yang kini jadi bulan-bulanan warganet.
Sebab, menurutnya, bisa jadi penolakan tersebut bukan merupakan sikap pribadi Ganjar maupun Koster, melainkan agenda besar partai yang menaungi mereka, PDI-P.
"Jika demikian, kecil kemungkinan Jokowi akan menghukum Ganjar karena manuver itu akan dianggap sebagai gimik yang sejatinya strategi politik semata," kata Umam.
Baca juga: Respons Jokowi soal Ganjar-Koster Tolak Timnas Israel: Ini Negara Demokrasi, tapi...
Menurut Umam, tak menutup kemungkinan sikap Ganjar dan Koster itu bagian dari agenda politik besar yang dioperasikan oleh elite partai banteng.
Mungkin saja, PDI-P ingin memanfaatkan momentum ini untuk menepis tudingan bahwa pemerintah dan partai pengusungnya pro-Israel.
Sebaliknya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut hendak menunjukkan loyalitasnya terhadap nilai-nilai Soekarnoisme yang antikolonial.
Dengan demikian, manuver ini diharapkan bisa membangkitkan sentimen positif terhadap elektoral PDI-P, terutama dari segmen pemilih muslim dan nasionalis.
"Artinya, Jokowi sudah paham strategi itu, namun ada miskalkulasi terkait sikap dan keputusan FIFA (membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20)," ujar Umam.
Namun, bagaimanapun, Umam menduga, elektabilitas Ganjar sebagai sosok yang digadang-gadang menjadi capres terkuat bakal tergerus imbas persoalan ini.
Sebab, oleh publik, orang nomor satu di Jawa Tengah itu dianggap menjadi salah satu penyebab batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
"Mencermati respons kemarahan netizen terhadap Ganjar pasca kegagalan Piala Dunia U20 ini, ada kemungkinan elektabilitas Ganjar terkoreksi atau mengalami penurunan, terutama dari segmen kelompok pemilih muda dan penggemar sepak bola nasional," kata Umam.
"Untuk itu, Ganjar harus berpikir keras mencari langkah mitigasi untuk menemukan solusi guna mengantisipasi masalah ini," tutup dosen Universitas Paramadina itu.
Baca juga: Nasdem Minta Ganjar Bersyukur ke Paloh: Dihina Terus di PDI-P kalau Kami Tak Deklarasi Anies
Ganjar sendiri telah angkat bicara terkait pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA. Orang nomor satu di Jawa Tenga itu mengaku kecewa.
“Yo kecewalah, wong kita sudah menyiapkan sejak awal, kok,” kata Ganjar, Kamis (30/3/2023).
Ditanya mengenai warganet yang kini menyerangnya di media sosial karena dianggap jadi salah satu penyebab batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia, Ganjar tak menyoal. Menurutnya, ini merupakan risiko sebuah keputusan.
“Selalu sih, itu risiko sebuah keputusan. Kalau boleh, seranglah Ganjar, jangan serang istri saya, jangan serang anak saya,” ujarnya.
Sementara, I Wayan Koster menilai, dicabutnya status tuan rumah Indonesia pada Piala Dunia U20 merupakan momentum untuk membangun iklim sepak bola RI di atas keamanan, kemanusiaan, dan perdamaian.
Meski sempat menolak Timnas Israel, Koster mengaku tak berharap Indonesia dicoret sebagai tuan rumah. Justru, ia kini meminta FIFA mencoret Timnas Israel supaya tidak berlaga di gelaran olahraga tersebut.
“Sama sikapnya ketika mencoret Tim Rusia dalam kejuaraan FIFA tahun 2022 di Qatar," tuturnya.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pun membela Ganjar dan Koster. Menurut Hasto, atas kejadian ini rakyat bisa melihat bahwa kader PDI-P kokoh berdiri pada sikapnya.
"Karena dalam konteks memilih calon pemimpin anggota legislatif, menteri, presiden, wakil presiden pasti rakyat ingin pemimpin yang kokoh," kata Hasto di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/3/2023).
"Pemimpin yang tidak berdiri di atas pasir yang mudah tergerus oleh ombak, tapi pemimpin yang kokoh," lanjutnya.
Baca juga: PDI-P yang Tolak Israel dan Kini Turut Bersedih Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20
Menurut Hasto, partainya menyayangkan dan bersedih atas keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Katanya, PDI-P tak pernah menginginkan itu.
Namun demikian, Hasto mengatakan, sikap partainya menolak kepesertaan Timnas Israel dilandasi konstitusi dan sejerah.
"Apa yang kami sampaikan adalah hal yang fundamental guna menyuarakan kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa dengan menolak kehadiran Israel serta potensi kerentanan sosial dan politik yang akan ditimbulkan oleh kehadiran Timnas Israel," ujarnya.
Dia membantah bahwa sikap PDI-P tersebut berkaitan dengan agenda politik, apalagi kepentingan elektoral.
“Bahwa sikap PDI Perjuangan tidak terkait dengan politik elektoral,” katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.