Sama-sama melakukan tindak kriminal dengan pola kerjasama yang kompak antara pasangan suami istri, di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah malah melibatkan kepala daerah dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI).
Bupati Kapuas, Ben Brahim S. Bahat dan istrinya yang juga anggota DPR-RI dari Fraksi Nasdem, Ary Egahni adalah Pasutri yang tega “menggarong” uang rakyat.
Untuk memuluskan langkah istrinya memang di pemilihan calon anggota legeslatif dan dirinya berlaga ke pemilihan gubernur Kalimantan Tengah, tidak sungkan Bupati Ben Brahim “memalak” dana dari setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Tidak tanggung-tanggung, bupati yang memimpin Kapuas selama dua periode itu mengumpulkan dana dari setiap proyek di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang seharusnya untuk pengentasan kemiskinan warganya, tetapi malah untuk membiayai kepentingan pribadinya.
Pasutri Ben Brahim S. Bahat dan Ary Egahni sepertinya “berguru” dengan pasutri “rakus” dari Probolinggo, Jawa Timur.
Adalah Puput Tantriana Sari, istri yang menjadi Bupati Probolinggo, sementara sang suami adalah mantan bupati sebelumnya yang beralih jabatan menjadi anggota DPR-RI.
Pasutri dari Probolinggi itu “menduitkan” aneka jabatan di lingkungan pemerintahan kabupaten demi memperbanyak pundi-pundinya untuk kebutuhan politiknya.
Kasus pasutri yang salah satunya menjabat kepala daerah dan tersangkut rasuah menjadi semakin banyak di satu dekade terakhir ini.
Wali Kota Palembang, Sumatera Selatan, Romi Herton dan istrinya yang bernama Masyitoh dicokok KPK usai terungkapnya kasus suap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.
Di Karawang, Jawa Barat, Bupati Ade Swara dan istrinya, Nurlatifah dibekuk KPK karena tersangkut kasus lahan dan pencucian uang.
Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho dan istri mudanya Evy Susanti dijerat KPK karena kasus suap dan “pat-gulipat” bantuan sosial.
Dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Bupati Budi Antoni dan istrinya Suzanna juga terkena rentetan kasus suap Ketua MK Akil Mochtar.
Sementara Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Pahri Azhary dan Lucianty menyuap anggota DPRD dalam pembahasan rancangan APBD.
Di Cimahi, Jawa Barat, Wali Kota Atty Suharti dan suaminya Itoc Tochija menerima suap terkait pembangunan pasar.
Dari Kutai Timur, Kalimantan Timur, Bupati Ismunandar “kongkalingkong” dengan istrinya yang juga Ketua DPRD Kutai Timur, Encek Firgasih dalam pengaturan proyek pembangunan infrastruktur.