Keempat, Jokowi-Basuki. Tim sukses memilih diksi “Jokowi-Basuki, Jakarta Baru”. Kata baru ditulis dalam warna merah, berbeda dengan kata Jakarta yang ditulis dalam warna hitam.
Kata baru tentunya mengisyaratkan bahwa kedua calon pemimpin ini akan membawa warna baru di Jakarta. Apa yang disasar dengan kata tersebut? Subjektif, bukan?
Kelima, Jokowi-Amien, “Putih adalah Kita”. White magic yang tampak pada diksi ini adalah pemberian harapan bahwa kedua tokoh mencanangkan diri sebagai warna putih.
Bila dimasuki konteks tertentu, mesti maknanya berbeda sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan si pembaca.
Dari lima contoh fetis pada iklan calon pemimpin ini tampak bahwa fetis berupa white magic masih menjadi primadona untuk menaikkan elektabilitas sang calon.
Apakah untuk pemilihan 2024 ke depan masih menggunakan tren ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.