Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indo Barometer, Elektabilitas Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies

Kompas.com - 21/03/2023, 16:55 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

 

 

JAKARTA, KOMPAS.com- Hasil survei Indo Barometer yang digelar pada 12-24 Februari 2023 menunjukkan bahwa elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungguli Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam simulasi elektabilitas dengan lima kandidat presiden, Ganjar tercatat memiliki elektabilitas 29,4 persen.

"Ganjar Pranowo 29,4 (persen), Prabowo Subianto 27,5 (persen), Anies Baswedan 23,9 (persen)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam konferensi pers di FX Sudirman, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Jika Prabowo Urung Jadi Capres, Pendukungnya Beralih ke Ganjar dan Anies

Sementara itu, dua nama lain dalam simulasi tersebut memiliki elektabilitas yang jauh tertinggal, yakni Puan Maharani (1,4 persen) dan Airlangga Hartarto (0,3 persen), sedangkan responden lainnya menjawab tidak memilih, rahasia, belum memutuskan, serta tidak tahu.

Qodari menjelaskan, lima nama itu dipilih untuk disurvei karena mereka lah yang mempunyai peluang maju sebagai calon presiden.

Puan, Airlangga, dan Prabowo dinilai berpeluang karena partainya mempunyai jumlah kursi yang cukup banyak. Sedangkan Ganjar, Prabowo, dan Anies dipilih karena elektabilitasnya tinggi di berbagai lembaga survei.

Baca juga: Survei SMRC Terbaru: Elektabilitas PDI-P 23,4 Persen, Gerindra 14,1 Persen, PKB 10,3 Persen

Simulasi tiga nama

Survei ini pun menanyakan kepada responden jika hanya tiga nama yang dapat dipilih sebagai presiden, yakni Anies, Ganjar, dan Prabowo.

Hasilnya, Ganjar kembali unggul dengan elektabilitas sebesar 36,1 persen, disusul oleh Prabowo (33,8 persen), dan Anies (30,1 persen).

Dalam simulasi ini, Indo Barometer mendistribusikan suara responden yang menjawab rahasia, tidak memilih, belum memutuskan, dan tidak tahu/tidak jawab.

"Karena pertarungannya ketat, saya haqqul yakin ini sulit satu putaran, pasti dua putaran," ujar Qodari.

Simulasi head to head

Indo Barometer juga melakukan survei simulasi dua calon secara head to head yang diikuti oleh Anies, Ganjar, dan Prabowo.

Hasilnya, Prabowo tercatat unggul bila berhadapan dengan Ganjar dan Anies.

"Ini surprise karena Pak Prabowo di tiga nama itu nomor dua, Ganjar nomor satu, tapi begitu head to head kok Pak Prabowo unggul?" kata Qodari.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pendukung Jokowi dan Prabowo Masih Terpecah ke Banyak Capres

Berdasarkan survei, Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 38,5 persen dibandingkan Ganjar (35,4 persen) ketika keduanya dihadapkan.

Prabowo juga unggul dari Anies dengan mengantongi elektabilitas sebesar 40,3 persen, sedangkan Anies 30,7 persen.

Sementara itu, ketika Ganjar dan Anies berhadapan, Ganjar punya elektabilitas 40,2 persen sementara Anies 38,1 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Ganjar-Prabowo Kuasai Suara Sebagian Pemilih jika Duet pada Pilpres 2024

Menurut Qodari, hal ini disebabkan Prabowo mendapat suara dari kelompok pendukung Presiden Joko Widodo maupun kelompok yang menolak Jokowi.

"Prabowo ini di tengah-tengah, sehingga tinggal dua, Pak Prabowo itu dia dapat pemilih yang anti-Jokowi sekaligus yang dukung Jokowi, dapat dua-duanya, jadi ini untung besar Pak Prabowo ini," kata Qodari.

Untuk diketahui, survei ini dilakukan terhadap 1.190 responden dari 33 provinsi se-Indonesia menggunakan metode wawancara tatap muka.

Survei ini memiliki margin of error sebesar ± 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com