Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Jika Prabowo Urung Jadi Capres, Pendukungnya Beralih ke Ganjar dan Anies

Kompas.com - 21/03/2023, 12:17 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi satu dari sejumlah tokoh yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Menurut survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Menteri Pertahanan itu berada di urutan kedua, satu peringkat di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan setingkat lebih unggul dibanding mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Namun demikian, seandainya Prabowo urung maju sebagai capres pada Pemilu 2024, sebagian pendukungnya beralih ke Ganjar dan Anies dalam proporsi suara yang hampir imbang di kisaran angka 19 persen.

Baca juga: Prabowo: Dulu Saya Rivalnya, Sekarang Saya Bangga Bergabung dengan Presiden Jokowi

Selain itu, sebagian suara pendukung Prabowo lainnya diprediksi beralih ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Berikut pilihan capres dari para pendukung Prabowo Subianto jika Prabowo tak jadi capres:

  • Ganjar Pranowo: 19,6 persen
  • Anies Baswedan: 19,4 persen
  • Ridwan Kamil: 14,0 persen
  • Sandiaga Uno: 6,5 persen
  • Agus Harimurti Yudhoyono (AHY): 6,4 persen
  • Tokoh lainnya: 12,4 persen
  • Tidak tahu: 21,7 persen

Baca juga: Tak Menolak Jadi Menteri Jokowi, Prabowo Diprediksi Tidak Keberatan jika Jadi Cawapres Ganjar

Masih menurut survei yang sama, secara umum, elektabilitas Prabowo berada di angka 18,1-25,6 persen. Rinciannya, 9,4-10,6 persen merupakan pemilih loyal atau strong voter, sedangkan 8,7-15,0 adalah pemilih mengambang atau swing voter.

Sementara, Ganjar unggul dengan tingkat elektoral 25,3-37,0 persen. Dari angka tersebut, sebanyak 13,9-18,2 persen merupakan strong voter, sedangkan 11,4-18,8 adalah swing voter.

Jika kedua sosok berduet sebagai capres-capres, elektabilitasnya terbilang menjanjikan. Pasangan Ganjar-Prabowo diprediksi meraih elektoral 43,4-62,6 persen.

Rinciannya, sebanyak 23,3-28,8 psrsen merupakan pemilih loyal, sedangkan 20,1-33,8 adalah pemilih mengambang.

Survei Litbang Kompas ini digelar pada 25 Januari-4 Februari 2023. Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Menggunakan metode tersebut, margin of error penelitian berkisar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun Prabowo telah menyatakan kesiapannya kembali bertarung di panggung pemilu. Lewat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra pada Agustus lalu, Prabowo mendeklarasikan diri sebagai capres Pemilu 2024.

Baca juga: Soal Kemesraan Jokowi dan Prabowo-Ganjar, Ngabalin: Presiden Tak Endorse Siapa-siapa

Bersamaan dengan momen itu, Gerindra sepakat membentuk koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keduanya menamakan diri sebagai koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Namun demikian, sejauh ini Prabowo belum mengumumkan sosok calon wakil presiden (cawapres) yang bakal dia gandeng.

Wacana duet Prabowo-Ganjar yang belakangan mencuat pun seolah disambut hangat oleh Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, jika kedua tokoh berduet, Prabowo harus jadi capres dan Ganjar cawapresnya.

"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim saat ditemui di Gedung Joang '45, Jakarta, Minggu (12/3/2023).

Baca juga: Wacana Duet Prabowo-Ganjar, Sandiaga Uno Justru Dinilai Paling Ideal Jadi Cawapres

Menurut Hashim, sudah selayaknya Prabowo menempati kursi capres dan Ganjar di posisi cawapres. Sebab, menurutnya, Prabowo lebih berpengalaman dari Ganjar.

"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," imbuh dia.

Kendati demikian, Hashim menegaskan bahwa keputusan soal siapa yang akan mendampingi Prabowo akan diputuskan Gerindra dengan PKB. Sebab, kedua partai telah berkoalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com