Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Dinilai Lebih Tepat Jadi Cawapres Ganjar

Kompas.com - 13/03/2023, 13:58 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai lebih tepat menjadi calon wakil presiden (cawapres) jika hendak berpasangan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan sebagai tokoh politik yang lebih senior, Prabowo lebih cocok menjadi mentor untuk Ganjar.

“Mengingat minat, dan aspirasi calon pemilih lebih menghendaki pemimpin muda,” ujar Ari pada Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Dalam pandangannya, saat ini calon pemilih menganggap Ganjar sebagai figur pemimpin muda.

Baca juga: Menanti Nasib Cak Imin Usai Gerindra Buka Peluang Usung Prabowo-Ganjar

Sementara Prabowo dianggap figur tua karena telah berulang kali mengikuti kontestasi pemilihan presiden (pilpres).

“Prabowo terkategorikan pemimpin masa lalu, mengingat dirinya gagal berkali-kali di laga pilpres,” ucapnya.

Di sisi lain, Ari menganggap wacana untuk memasangkan Prabowo sebagai capres, dan Ganjar sebagai cawapres bakal menemui sejumlah ganjalan.

Pertama, PDI-P merupakan partai politik (parpol) dengan jumlah suara terbesar pada Pemilu 2019.

Sehingga, sulit untuk meminta PDI-P mengajukan kadernya sebagai cawapres untuk Prabowo.

Baca juga: Prabowo-Ganjar Dinilai Penuh Ganjalan, Kenapa?

“Demikian juga nama capres final dan mengikat dari PDI-P tak kunjung diumumkan hingga kini oleh Megawati Soekarnoputri,” tuturnya.

“Tidak ada yang bisa memastikan apakah nama Puan atau Ganjar yang keluar dari saku Megawati,” sambung Ari.

Ganjalan terakhir, ungkap Ari, posisi politik Gerindra yang telah membentuk koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurutnya, PKB akan bersikeras memperjuangkan Ketua Umum Muhaimin Iskandar untuk maju dalam Pilpres 2024.


“Memadukan nama Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar dengan berharap dukungan dari PKB juga sepertinya mustahil,” imbuh dia.

Diketahui, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan terbuka peluang untuk menduetkan Prabowo dengan Ganjar.

Namun, syarat utama dari Gerindra adalah Ganjar mesti mau maju sebagai cawapres.

Bagi Hashim, sebagai tokoh senior, Prabowo memiliki lebih banyak pengalaman ketimbang Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com