Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hamil Meninggal setelah Ditolak RSUD Subang, Anggota DPR: RS Setingkat Itu Kok Tak Mampu?

Kompas.com - 09/03/2023, 21:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR Fraksi PDI-P TB Hasanuddin meminta pihak-pihak terkait pelayanan kesehatan beserta Pemerintah Daerah (Pemda) Subang mengevaluasi sistem pelayanan di rumah sakit umum daerah (RSUD).

Hal ini berkaca dari kasus meninggalnya seorang ibu hamil yang disebut sempat ditolak RSUD Ciereng, Subang sesaat sebelum melahirkan.

"Mengapa rumah sakit setingkat itu kok tidak mampu? Apakah karena kurang alat, apakah karena kurang SDM? Nah ini sedang dipelajari," kata Hasanuddin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Politisi dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar IX yang melingkupi Subang ini mengaku sudah mendengarkan penjelasan kasus dari Pemda melalui Bupati Subang, maupun kepala desa dari ibu hamil tersebut.

Baca juga: Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak RSUD Subang, Kemenkes: RS Punya Kewajiban Beri Pertolongan Pertama

Berdasarkan diskusi, hal yang sebenarnya terjadi adalah RSUD bukan menolak ibu hamil tersebut untuk melahirkan.

"Jadi bukan ditolak ya. Ceritanya itu begini, bumil (ibu hamil) ini awalnya awalnya datang ke Paraji. Paraji itu bahasa Sundanya yang artinya dukun beranak. Dia tidak mampu mengeluarkan bayi itu," cerita Hasanuddin.

"Lalu dibawa ke RSUD Subang. Di situ diperiksa. Ternyata ada kelainan (pada ibu hamil itu) dan (RSUD) tidak mampu untuk menyelesaikannya," sambung dia.

Setelah itu, pihak RSUD menyarankan ibu hamil itu untuk dirujuk ke Rumah Sakit provinsi yaitu Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Baca juga: KSP Minta Dinkes Audit Kasus Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Melahirkan di RSUD Subang

Akan tetapi, jelas Hasanuddin, ibu hamil itu meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Hasan Sadikin.

"Jadi bukan ditolak, tetapi dokter di situ menyatakan rumah sakit untuk menyelesaikan kasus ini. Mungkin tidak ada dokter spesialis dan lain sebagainya," ungkapnya.

Kendati demikian, berkaca kasus ini, Hasanuddin meminta ada kepastian soal kesiapan rumah sakit maupun fasilitas kesehatan dalam menangani kelainan pada ibu yang akan melahirkan.

Hal ini, tambah Hasanuddin, perlu dipelajari agar kasus serupa tidak kembali terjadi di kemudian hari.

"Tapi memang sistem di Indonesia ya seperti itu, dalam khusus ya khusus, kelahiran sesungguhnya di setiap puskesmas sudah bisa mampu mengatasinya, gitu ya. Sudah harus bisa," harap dia.

"Kalau tidak mampu, rujukannya ke RS Daerah. RSUD, kalau tidak mampu ke RSUD dibawa ke tingkat I, ke rumah sakit umum Provinsi dalam hal ini RS Hasan Sadikin di Bandung," pungkasnya.

Baca juga: Ibu Hamil Ditolak lalu Meninggal, Ridwan Kamil Minta Bupati Tegur RSUD Subang

Diberitakan sebelumnya, Kurnaesih (39), ibu hamil asal Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, meninggal usai ditolak melahirkan di RSUD Ciereng Subang pada 16 Februari 2023.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com