Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utak Atik Cawapres Anies: Sinyal Penolakan Sandiaga dan 'Kemesraan' dengan AHY...

Kompas.com - 05/03/2023, 08:14 WIB
Syakirun Ni'am,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi mendapat dukungan tiga partai politik usai PKS dan Demokrat menyusul Nasdem mendeklarasikannya sebagai calon presiden (capres). Koalisi mereka berlabel Koalisi Perubahan.

Dengan begitu, Anies kini resmi mengantongi tiket capres. Dukungan dari partai parlemen telah memenuhi ambang batas presiden atau parliamentary threshold.

Meski demikian, Anies belum menentukan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya melenggang di panggung Pilpres 2024.

'Utak-atik' pendamping Anies pun dilakukan oleh elite partai politik pendukungnya.

Sekretaris jenderal (Sekjen) PKS, Aboe Bakar Alhabsyi menyebut, ada peluang Anies berduet dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno.

Baca juga: Cucu Pendiri NU Ini Sebut AHY Cawapres Ideal Bagi Anies Baswedan: Muda, Santun, dan Berjejaring Global

Keduanya diketahui pernah memenangi Pilkada DKI Jakarta pada 2017 silam. Meski, hal itu tetap bergantung pada kemauan Anies sendiri.

"Tergantung presiden-nya mau atau tidak (dengan Sandiaga)," ujar Aboe saat ditemui di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).

Aboe menuturkan, sosok cawapres Anies harus memiliki pemahaman di bidang ekonomi dan masa depan.

"Mungkin harus punya keahlian-keahlian apakah itu ekonomi, apakah ngerti tentang Indonesia ke depan," lanjut dia.

Salah satu sosok yang memiliki kriteria itu adalah Sandiaga Uno.

Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad yakin Sandi akan berkonsultasi dengan Prabowo Subianto terlebih dahulu apabila Sandi dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Di Gerindra, Sandiaga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Dewan Partai Gerindra di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.

"Jika dilakukan, saya yakin Pak Sandi juga akan berkonsultasi kepada ketua umum atau ketua dewan pembina Pak Prabowo Subianto," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Di sisi lain, Dasco menyebut PKS belum berkomunikasi secara resmi dengan Sandi.

 

Beda tugas dengan Anies

Pernyataan PKS yang menyebut bakal menjodohkan Sandi dengan Anies dimentahkan oleh Sandi sendiri. Ia menyatakan saat ini sedang menjalankan tugas yang berbeda dari Anies.

Baca juga: Isi Piagam Deklarasi Koalisi Perubahan, Kesepakatan Dukung Anies hingga Atur soal Cawapres

Menurut Sandi, saat ini ia merupakan menteri Presiden Joko Widodo dan di bawah Partai Gerindra pimpinan Prabowo.

"Saya pernah bermitra dengan Pak Anies pada saat Pilgub 2017, dan menuai hasil yang positif. Namun, kami sekarang berbeda tugas," kata Sandiaga Uno dalam keterangan kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2023).

Sandi menyebut, konsep kepemimpinan Jokowi harus diteruskan presiden berikutnya.

Koalisi yang mengusung Anies diketahui tengah menggaungkan narasi ‘perubahan’.

Adapun Sandi disebut memiliki pandangan berbeda terkait narasi kepemimpinan presiden ke depan.

"Jadi, tentunya dengan narasi yang diusung itu adalah narasi bagaimana pembangunan yang sudah dilakukan delapan tahun lebih ini bisa percepat, bukan kita ubah, tapi justru kita akselerasi, bukan kita ganti arahnya," ujar dia.

Foto : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno,Dokumen Kemenparekraf Foto : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno,

 

Sanjungan Demokrat

Sementara itu, partai pengusung Anies lainnya, Demokrat membantah berupaya menjodohkan Anies dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, intensitas pertemuan AHY dengan Anies dinilai wajar.

Sebab, Demokrat merupakan satu dari tiga partai pengusung Anies Baswedan.

"Sebenarnya bukan upaya menjodohkan ya, tapi bagaimanapun kami kan partai yang mengusung Mas Anies Baswedan sebagai capres dari Partai Demokrat. Nah kebersamaan ini, Mas AHY adalah ketua umum, ya wajar saja kalau kemudian sering bersama," kata Herzaky di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Baca juga: Anies Apresiasi Putusan MK Tolak Gugatan Masa Jabatan Presiden 2 Periode

Menurut Herzaky, Anies dan AHY sudah mengenal sejak lama. Keduanya kerap berdiskusi mengenai banyak isu kebangsaan dan kerakyatan.

Ia membebaskan bagaimana publik mengartikan kedekatan tersebut.

"Apakah kebersamaan ini keluar pesan-pesan lain, ya silakan publik mengartikannya. Kebersamaan ini menurut kami memang hal yang sangat-sangat masuk akal, normal ya," ujar Herzaky.

Ia pun menegaskan bahwa Partai Demokrat memberikan wewenang selebar-lebarnya bagi Anies dalam menentukan calon wakil presidennya.

Kendati demikian, Herzaky tidak membantah terdapat aspirasi kader Partai Demokrat yang mendorong AHY menjadi cawapres Anies.

Menurutnya, mengacu pada sejumlah hasil survei peluang AHY mendampingi Anies juga semakin besar.

"Karena bagi mereka (pasangan) ini sangat baik, kemudian ini potensi menangnya besar karena bagaimanapun kita ingin bukan hanya berlayar nih, tetapi kita juga ingin menang," kata Herzaky.

AHY sendiri menyatakan, sosok cawapres sepenuhnya berada di tangan Anies.

Baca juga: Dijodohkan PKS Dampingi Anies di Pilpres 2024, Sandiaga: Kami Sekarang Berbeda Tugas

Ia menyebut Anies harus memilih pasangan yang diyakini bisa membawa kemenangan Koalisi Perubahan pada Pemilu 2024.

"Tentu juga dengan dalam satu paket itu kami menyerahkan kepada beliau untuk bisa menentukan pasangannya, yang tentunya memiliki sejumlah kriteria yang diyakini juga bisa meningkatkan kans kemenangan," ujar AHY kepada rekan pers di kantor Dewan Perwakilan Partai (DPP) Demokrat, Jakarta pada Kamis, (3/2/2023).

Sementara itu, cucu dari dua pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Muhammad Shiddiq (Jember) dan KH Wahab Hasbullah (Jombang), KH Abdullah Muzakka atau Gus AAb menyebut, AHY cocok mendampingi Anies.

Gus Aab menyebut, kemenangan Pilpres 2024 akan ditentukan oleh pemilihan cawapres.

"Kalau ditanya terkait Cawapres Anies Baswedan, jawaban saya AHY adalah calon yang paling potensial dan tepat," kata ulama muda dari Ponpes Riyadus Sholihin Jember, Jawa Timur (Jatim), dikutip dari TribunJatim.com, Sabtu (4/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com