Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 54 Persen Remaja Perempuan Indonesia Tak Percaya Pemimpin Politik

Kompas.com - 02/03/2023, 23:46 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 54 persen remaja perempuan di Indonesia hilang kepercayaan terhadap pempimpin politik saat ini.

Persentase tersebut merupakan hasil survei yang dikeluarkan Yayasan Plan Internasional Indonesia dalam penelitian mereka "remaja perempuan dan politik."

Dalam survei, ditanyakan "perasaan yang muncul melihat pemimpin politik saat ini?" dan 54 persen responden memilih jawaban yang "membuat saya kehilangan kepercayaan pada pemimpin politik."

"Ini menjadi pilihan tertinggi, hilang kepercayaan," ujar Direktur Influencing Plan Internasional Indonesia Nazla Mariza saat kunjungan ke redaksi Kompas.com, Kamis (2/3/2023).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Gen Z Cenderung Tak Ingin Golput di Pemilu 2024

Jawaban tertinggi kedua, kata Nazla, responden merasa kurang percaya diri untuk membagikan aspirasi kepada pempimpin politik sebanyak 30 persen.

Urutan ketiga, responden menjawab secara umum senang dengan keputusan yang dibuat atas isu yang dinilai sebagai prioritas.

Kemudian 22 persen responden mengatakan akan berhenti terlibat politik lantaran melihat kelakuan para politikus.

"Kemudian membuat merasa tres, khawatir atau cemas 22 persen," kata Nazla.

Baca juga: Capres Pilihan Gen Z Versi Litbang Kompas: Ganjar 28,8 Persen, Prabowo 20,6 Persen

Ada juga 13 persen responden menjawab merasa sedih atau tertekan, dan lima persen merasa tak aman secara fisik.

Plan Indonesia kemudian membandingkan data secara global temuan survei di Indonesia.

Secara global, remaja perempuan memilih hal yang sama.

"Anak-anak di Indonesia maupun di negara lain memiliki perasaan yang sama dominannya terhadap sikap yang diambil pada pemimpin politik mereka, yaitu hilangnya kepercayaan terhadap pemimpin politik," imbuh Nazla.

Adapun riset yang dilakukan Plan Indonesia ini bertujuan mengeksplorasi dan memahami sikap pengalaman remaja perempuan dalam paritisipasi politik.

Riset dilakukan di Indonesia pada Februari-Maret 2022 dengan responden di Indonesia, 1.000 remaja perempuan usia 15-24 tahun.

Adapun sampel responden tersebar di tujuh wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Sumatera.

Plan Indonesia mengatakan, data survei yang mereka miliki tidak mewakili suara remaja perempuan Indonesia.

"Data survei tidak mewakili nasional walau sampel survei berupaya sebaik mungkin untuk memastikan keterwakilan berbagai wilayah dan populasi yang marginal," ucap Nazla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com