Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Gotong Royong Mempercepat Keadilan Sosial

Kompas.com - 28/02/2023, 09:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Data lain menunjukkan 183,7 juta orang atau 68 persen dari total penduduk Indonesia tergolong tidak mampu memenuhi makanan bergizi seimbang (Kompas.id, 9/12/2022).

Masih ada diskriminasi sosial

Ketidakadilan dalam masyarakat juga dirasakan oleh sebagian warga. Sekitar 18,5 persen responden dalam laporan hasil Jajak Pendapat Kompas (24/2/2023), menyatakan pernah menyaksikan adanya pengutamaan laki-laki dibandingkan perempuan dalam karier profesional, dan 6,8 persen responden menyebut mengalami sendiri ketidakadilan tersebut.

Jika dijumlah, maka seperempat warga perempuan saat ini mengalami diskriminasi di tempat kerja.

Perbedaan dalam pelayanan publik terhadap warga yang berbeda suku dan agama juga terjadi. Satu dari lima responden mendapati ada pengutamaan perlakuan petugas pelayanan publik terhadap warga yang sama suku dan agamanya.

Di dalam masyarakat, perbedaan perlakuan karena latar belakang suku, agama, dan ekonomi juga cukup menonjol. Tercatat 25 persen responden mengaku pernah melihat ketidaksetaraan seperti itu, dan 10 persen responden lain pernah mengalaminya sendiri.

Ketidakadilan ekonomi dan ketidaksetaraan perlakuan terhadap warga adalah masalah yang tidak kunjung teratasi, kendati masyarakat semakin produktif dan ekonomi semakin maju.

Maka borok-borok kebangsaan itu perlu diobati, untuk menjadikan negara ini sehat seperti yang diharapkan oleh para perintis kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Untuk itu perlu dilakukan tindakan yang lebih afirmatif untuk mewujudkan keadilan sosial yang lebih nyata dalam berbagai aspek kehidupan.

Pemerintah perlu berada di barisan depan dalam upaya itu, karena memiliki hak mengatur keuangan negara dan didukung birokrasi yang unggul.

Paling awal dari upaya itu tentulah menyusun peta jalan membangun bangsa Indonesia yang lebih adil sekarang juga, tanpa menunggu 10 atau 25 tahun yang akan datang.

Jika Jepang memiliki konsep Society 5.0, maka Indonesia juga perlu memiliki konsep serupa yang sesuai dengan kondisi yang ada dan kekuatan bangsa yang dapat dikerahkan.

Adapun implementasi dari peta jalan itu dilaksanakan oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintah secara terpadu dan terukur.

Keadilan sosial bukan urusan Kementerian Sosial saja, namun kementerian lain juga memiliki kewajiban sesuai dengan bidang masing-masing.

Kementerian PUPR dalam bidang penyediaan air bersih dan rumah layak, Kementerian Tenaga Kerja dalam bidang perluasan lapangan kerja, Kementerian Agraria dan Tata Ruang dalam bidang penguasaan lahan. Demikian seterusnya dengan kementerian/lembaga pemerintah yang lain.

Berbagai instansi itu perlu dikoordinasikan agar dampaknya signifikan. Dapur koordinasi adalah Kementerian Sosial.

Namun agar efektif dan cepat, koordinasi itu perlu dipimpin oleh pejabat yang lebih tinggi, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Selanjutnya percepatan peningkatan keadilan sosial ini perlu dievaluasi secara rutin. Untuk itu Wakil Presiden memiliki peran yang besar.

Jika ada keputusan sangat sulit yang harus diambil, maka Wakil Presiden dapat menyampaikannya langsung kepada Presiden. Presiden akan memberikan instruksi kepada menteri-menteri agar cepat bergerak.

Dengan upaya gotong royong seperti itu, maka keadilan sosial akan lebih cepat tercapai. Dan sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, benar-benar bermakna dan dapat dirasakan dengan penuh syukur. Bukan narasi yang diulang-ulang diucapkan pada saat kampanye pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com