“Berbagai penelitian telah merekomendasikan pelarangan pemakaian air tanah untuk dikonsumsi karena pencemaran lingkungan. Masalah kualitas air juga disebabkan oleh akses sanitasi yang buruk. Ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama,” sebut Cucu Proklamator Bung Karno ini.
Oleh karena itu, pada setiap forum-forum internasional, Puan kerap menyuarakan pentingnya bantuan negara maju kepada negara berkembang dalam mengatasi persoalan-persoalan lingkungan.
Sebab, sebut dia, dibutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk membangun infrastruktur dalam mengatasi masalah lingkungan.
“Di luar pembiayaan, kita juga membutuhkan lingkungan pendukung yang kuat. Hal ini membutuhkan kebijakan dan regulasi yang efektif. Hal ini yang juga terus dikerjakan oleh DPR RI,” tutur Puan.
Baca juga: Puan Sebut Negara dan Swasta Berperan Penting Penuhi Layanan Air Bersih bagi Masyarakat
Selain persoalan air bersih dan sanitasi, Puan juga menyoroti persoalan daerah aliran sungai (DAS) yang berisiko tinggi.
Ia mendapati laporan dari salah satu harian nasional yang menyebutkan bahwa bencana banjir dan longsor di sejumlah DAS terus meningkat selama sepuluh tahun terakhir.
Laporan yang sama menyatakan, banjir dan longsor di ratusan DAS di Indonesia menunjukkan tren peningkatan.
Mengingat sungai-sungai di Indonesia semakin membahayakan, Puan meminta pemerintah untuk melakukan intervensi secara lebih maksimal.
“Selain kebijakan dan program pemulihan DAS, sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat juga sangat penting. Utamanya (edukasi kepada) warga yang tinggal di kawasan DAS,” jelasnya.
Baca juga: Banjir Bandang di Boalemo Gorontalo Disebabkan Penggundulan Bukit dan DAS yang Pendek
Tak lupa Puan mengingatkan bahwa menjaga sungai dan lingkungan di sekitarnya juga akan membantu mengatasi krisis iklim yang menyebabkan terjadinya banyak bencana alam.
“Menjadi tanggung jawab kita bersama dalam mengakselerasi langkah-langkah dan beradaptasi untuk mengatasi krisis iklim,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.