Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI-Polri Disarankan Gandeng Tokoh Adat dan Agama Cari Pilot Susi Air

Kompas.com - 11/02/2023, 09:46 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf menyarankan aparat TNI dan Polri menggandeng tokoh masyarakat adat dan agama untuk mencari pilot pesawat pilatus Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang diduga disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Menurut dia, pelibatan para tokoh tersebut bertujuan untuk membuka ruang komunikasi demi ditemukannya sang pilot.

"Saya rasa upaya pencarian pilot itu perlu melibatkan para pihak yang memiliki pengaruh secara kultural di Papua. Tokoh masyarakat adat, tokoh gereja, ataupun tokoh lainnya di Papua untuk bisa membuka ruang komunikasi terhadap mereka yang membawa," ujar Araf saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta Pelaku Pembakaran Pesawat Susi Air di Papua Ditangkap

Araf meyakini pelibatan para tokoh Papua bisa membantu pencarian.

Terlebih lagi, mereka juga mengetahui cara membuka ruang komunikasi dengan masyarakat Papua.

"Mereka tahu selanya bagaimana membangun ruang komunikasi. Pelibatan tokoh masyarakat menjadi penting sehingga informasi jadi dapat dua arah," ujar dia.

Di sisi lain, menurut Araf, aparat juga tetap melakukan pencarian sang pilot dengan proporsional dan efektif.

Baca juga: TNI AD Tambah Pasukan untuk Operasi Pencarian Pilot Susi Air

Hal ini dilakukan guna menghindari timbulnya gesekan di tengah pencarian.

"Dalam konteks itu penting semua pihak bersikap secara proporsional dalam mengatasi persoalan. Pola pencarian masih bisa dilakukan dengan penegakan hukum," imbuh dia.

Sebagaimana diketahui, situasi di Nduga, Papua, sempat tidak kondusif pada Sabtu (4/2/2023).

Hal ini terjadi setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam 15 pekerja bangunan yang sedang membangun gedung Puskesmas Paro.

KKB mencurigai mereka sebagai anggota TNI dan BIN.

Setelah mendapat ancaman, para pekerja lalu kabur. Tak lama berselang, KKB melanjutkan aksinya.

Tepat pada Selasa (7/2/2023), pesawat pilatus Susi Air yang membawa lima penumpang dibakar di Lapangan Terbang Paro.

Usai dibakar, muncul simpang siur bahwa sang pilot disandera KKB.

Namun, hal ini dibantah oleh Yudo. Yudo menyebut bahwa sang pilot menyelamatkan diri usai pesawat yang dibawanya dibakar KKB.

"Enggak ada penyanderaan, dia (mereka) kan ini menyelamatkan diri," ujar Yudo Margono di sela-sela Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Akan tetapi, pernyataan Yudo baru-baru ini berubah. Ia menyebut bahwa pihaknya belum bisa memastikan nasib pilot apakah dibawa KKB atau tidak.

"Kemudian perkembangan Papua ya sampai saat ini masih kita laksanakan observasi ya tempatnya di mana dan sebagainya, makanya untuk menentukan itu, yang pilot kan yang ditanyakan?" kata Yudo usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Museum Satria Mandala, Jakarta, Kamis kemarin.

"(Pilot) dibawa apa KKB atau enggak ini masih belum bisa dipastikan karena dari awal kan kita enggak ada saksinya di situ," sambung dia.

Dievakuasi

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, lima penumpang Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY itu sudah dievakuasi.

Selain itu, sebanyak 15 pekerja bangunan yang sempat diancam KKB telah dievakuasi Satgas Operasi Damai Cartenz ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pukul 15.25 WIT.

Selain para pekerja bangunan, terdapat tiga orang masyarakat yang juga ikut dibawa ke Mimika.

Para pekerja bangunan tersebut kemudian dibawa ke RSUD Mimika dengan menggunakan sebuah bus milik TNI AU untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com