JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika menceritakan pengalamannya saat mendaftarkan partainya saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pasek menyampaikan, saat melakukan pendaftaran verifikasi partai, PKN sudah memiliki perwakilan di 501 kabupaten/kota.
Namun dalam prosesnya, ada sekitar 50 wilayah yang tidak lolos dalam Sipol Pemilu 2024.
Baca juga: Ketum PKN: Partai Baru Dipersulit dengan Kastanisasi dalam Pemilu
“Jadi syarat untuk lolos tuh masih di bawah 400, kita 451 lolosnya. Jadi makanya kami berpikir kami diam saja, karena kan semua sudah terukur. Kita kerja terukur. Kalau dibilang ini partai diam-diam saja, ya memang strategi kami begitu,” ucap Gede dalam acara Gaspol di YouTube Kompas.com, Kamis (28/1/2023).
Menurutnya, saat itu, PKN hanya hanya fokus terhadap hal-hal administrasi, seperti surat domisili, rekening, dan kartu tanda anggota (KTA).
Selama masa-masa itu, PKN meyakini bahwa secara verififkasi administrasi masih bisa lolos meski sempat ada beberapa daerah yang gugur dalam Sipol.
Baca juga: PBB: Kami 3 Kali Gagal Verifikasi, Partai Buruh dan PKN Sekali Langsung Jos
Tak disangka-sangka, kata Pasek, lima hari sebelum pengumuman tahapan verifikasi partai pemilu, muncul isu liar yang menyebut PKN sebagai PKI.
“Di hari yang sama pun, tiba-tiba di grup WhatsApp di seluruh Indonesia muncul kami dituduh PKI. Jadi hampir semua pengurus kita di Indonesia itu mendapat informasi itu,” ucapnya.
Menurut Pasek, isu liar itu tidak mungkin dikerjakan satu dua orang.
Ia berpandangan, hal itu dikerjakan oleh orang yang dalam koordinasi kekuasaan serta memiliki jaringan luas di Indonesia.
Baca juga: Ketum PKN: Parpol Kami Cuma Ramaikan Pemilu 2024, Jangan Ganggu Lagi
“Jadi ini semua melakukan penetrasi supaya jangan sampai kami ditetapkan. Ya kami tetap memilih diam. Karena kami percaya akan sebuah proses yang akuntabel berjalan,” ujar Pasek.
Pasek lantas heran kenapa ada pihak yang takut dengan PKN. Padahal, PKN adalah partai baru yang tidak berkuasa dan minoritas.
Meski begitu, ia memahami bahwa itu adalah bagian dari permainan politik.
“Jadi saya kira yang ketakutan kemudian menggalang berbagai cara kekuatan semua, walaupun dia di belakang tangan naboknya, kami paham lah. Karena permainan-permainan ini kan bukan permainan baru,” kata Gede.
Baca juga: PKN Dapat Nomor Urut 9 di Pemilu 2024
“Jadi bagi kami biarkan aja lah, ini sudah berlalu, lewat, mekanisme sudah diatur undangundang,” imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.