Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Penguatan Binter TNI Hadapi Ancaman Negara

Kompas.com - 18/01/2023, 13:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Binter sebenarnya melingkupi semua aspek, karena pertahanan di tataran masyarakat juga komplek dan saling berkelindan.

Ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, keamanan, teknologi dan termasuk IT adalah bidangnya binter.

Posisinya bukan hanya pada wilayah pedesaan, wilayah konflik, ataupun wilayah bencana semata, tapi juga di daerah yang dianggap “aman” dan heterogen perkotaan.

Cakupan binter sangat luas, karena memang persoalan di masyarakat juga multikomplek. Ia beririsan dengan tugas dan kewenangan pemerintah daerah.

Pembedanya adalah sudut pandang dalam melihat. TNI berkacamata pertahanan, Pemda melihatnya dari sisi pembangunan. Koordinasi yang baik akan bisa menjembatani semua ini.

Atas dasar itulah, TNI khususnya di lingkup Kodam III Siliwangi, konsisten dan terus memaksimalkan pelaksanaan berbagai program binter.

Sesuai karakteristik Jawa Barat sebagai daerah terpadat dan strategis, daerah yang punya potensi SDM dan kreatifitas tinggi, sekaligus daerah yang rawan bencana serta rentan pada persoalan kebutuhan dasar masyarakat, maka Kodam III mendekatinya dengan mengedepankan prinsip Adaptif, Solutif, dan Inovatif.

Kita percaya tiga tagline ini menjadi jargon kuat dan harus terimplementasikan secara konkret.

Teknologi terapan menjadi andalan, karena itu Kodam III mendorong dan terjun langsung dalam memaksimalkan potensi masyarakat. Mereka harus kuat dan percaya diri.

Adaptasi dengan keadaan, mencari solusi dari masalah yang ada dengan melakukan berbagai inovasi.

Oleh sebab itu, munculnya teknologi penjernih air, penghemat BBM, pembersihan sungai, pengolah limbah, pengolahan sampah, Bios 44, pembersih plastik, pemberdayaan UMKM, serta banyak inovasi lainnya adalah wujud nyata bahwa binter bukan semata-mata “menyelesaikan tugas”.

Pada konteks ini, kita ingin mendudukkan dan menempatkan posisi binter sebagai tupoksi utama TNI di masa sekarang dan masa datang.

Apa yang dilakukan TNI adalah memperkuat basis pertahanan terutama komponen cadangan dan pendukung. Semua itu adalah wujud menghadirkan secara nyata TNI di masyarakat.

Saat semua ini bisa dilakukan maksimal dan terasa oleh masyarakat, setidaknya kita mencoba menambah daftar negara yang siap dalam menghadapi ancaman global.

Dari 3 negara yang diyakini siap dengan segala inovasinya, maka harusnya Indonesia bisa menjadi negara ke 4 yang juga sudah mantap.

Kegalauan publik di masa datang, sebagaimana laporan WEF di awal, bisa diminimalisasi. Kita yakin dan optimis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com