Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Penguatan Binter TNI Hadapi Ancaman Negara

Kompas.com - 18/01/2023, 13:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Binter harus ditempatkan sebagai mekanisme utama guna mendukung dan menopang kekuatan pertahanan bernegara.

Satuan TNI yang dibedakan atas organik dan teritorial, hakekatnya semua memandang binter sebagai sisi terpenting. Tak ada TNI yang kuat tanpa teritorial yang kuat pula. Ia satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Pelaksanaan binter yang maksimal akan mampu mengatasi dan minimal bersiap diri dalam antisipasi ancaman non militer maupun hybrid.

Sisi ancaman militer mungkin tak terlalu kuat karena Indonesia, kendati memiliki daya tarik besar bagi negara lain, tapi relatif tidak memiliki musuh signifikan secara nyata (Subagyo, 2022).

Namun, invasi nonmiliter sudah berlangsung dan terus menggerogoti. Ini yang harus diwaspadai, ancaman tak terlihat, tapi sangat terasa melemahkan.

Binter adalah mekanisme yang bisa diandalkan. Pada pola ini ada unsur pembinaan wilayah, komunikasi sosial dan bakti TNI, yang langsung masuk dan menusuk ke semua komponen di wilayah.

Melaksanakan binter secara maksimal memang tidak mudah juga. Berbagai kendala baik internal maupun eksternal selalu ada.

Soal mind set yang masih memandang bahwa binter sebatas serapan anggaran atau asumsi bahwa urusan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat adalah tupoksinya pemerintah (khususnya daerah) semata, kerap menghambat profesionalitas program.

Termasuk juga belum maksimalnya penganggaran untuk pelaksaan binter yang kemudian menjadi sebab satuan TNI harus membuat ragam kreatifitas agar kegiatan terus berjalan.

Di sisi lain, kesamaan persepsi semua pihak pada tataran ekternal belum menyatu. TNI masih sering dianggap sebagai unsur pembantu dalam berbagai kegiatan, sehingga banyak gagasan kadang sulit terimplementasikan maksimal.

Tumpang tindih kewenangan masih ditemui yang sebetulnya bisa diatasi dengan menyamakan persepsi.

Pada banyak kasus, TNI terbiasa dan ingin bergerak cepat dan taktis, namun terkendala aturan birokrasi yang mengharuskannya mengikuti prosedur yang rigid bahkan kadang berbelit-belit.

Titik tekan utama binter ada pada penguatan kapasitas masyarakat, sementara ini sering bermasalah pada banyaknya campur tangan kepentingan banyak pihak.

Apalagi sudah menjadi rahasia umum pula bahwa keberhasilan di suatu daerah seringkali dijadikan “batu loncatan” untuk pencitraan politik oleh oknum tertentu.

Pendekatan binter adalah pendekatan berbagi pengetahuan dan teknologi, bukan semangat “apa yang akan saya dapat”. Paradigma berpikir seperti ini masih banyak ditemukan di lapangan. Menyulitkan dan sering membuat geram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com