Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Kasus “Chiki Ngebul” Jadi “Alarm” Pemerintah untuk Lakukan Pengawasan Makanan

Kompas.com - 17/01/2023, 16:22 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai ramainya kejadian anak yang keracunan akibat jajanan mengandung nitrogen cair atau chiki ngebul merupakan alarm atau peringatan bagi pemerintah dalam melakukan pengawasan makanan.

Diketahui, sejumlah anak di berbagai daerah mengalami keracunan usai mengonsumsi chiki ngebul

“Saya kira dengan adanya kejadian anak yang sakit karena chiki ngebul itu ini wake up call alarm buat pemerintah bahwa pemerintah harus turun tangan,” ujar Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/1/2023).

Menurut dia, pemerintah harus hadir untuk menjamin makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk anak-anak, sudah aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Baca juga: IDAI Terima 11 Laporan Kasus Keracunan “Chiki Ngebul, Satu di Antaranya Fatal

 

Piprim juga mengimbau pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap peredaran makanan masyarakat.

“Ini harus ada pengawasan jadi jangan dibiarkan saja bahan-bahan seperti ini bisa beredar di masyarakat bahkan dikonsumsi oleh masyarakat kita, ini kan sangat memperihatinkan kita,” ujarnya.

Piprim pun berharap kasus serupa tidak kembali terulang di masa depan.

Kepada para orang tua, ia juga mengimbau agar mengawasi makanan yang dikonsumsi anaknya.

“Juga pemerintah juga harus mengawasi betul potensi-potensi berbahaya pada makanan anak-anak ini tidak boleh berulang,” kata dia.

Baca juga: Alasan Kemenkes Belum Tetapkan KLB pada Kasus Chiki Ngebul

Untuk diketahui, laporan kasus chiki ngebul pertama kali diterima pada Juli 2022 lalu. Saat itu, terjadi 1 kasus pada anak di desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Kemudian pada tanggal 19 November 2022, UPTD Puskesmas Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya melaporkan telah terjadi KLB keracunan pangan dengan jumlah kasus 23 orang.

Satu kasus di antaranya dirujuk ke rumah sakit. Gejala yang timbul setelah mengonsumsi jajanan jenis chiki ngebul.

 

Lalu pada tanggal 21 Desember 2022, UGD Rumah Sakit Haji Jakarta melaporkan menerima pasien anak laki-laki berumur 4,2 tahun datang dengan keluhan nyeri perut hebat setelah mengonsumsi jajanan jenis chiki ngebul.

Laporan terbaru juga datang dari wilayah Jawa Timur. Direktur Penyehatan Lingkungan (PL) Kemenkes, Anas Ma'ruf mengatakan kasus ini baru ditemukan tahun 2022.

"Jadi baru ada kejadian di tahun 2022. Kami cek lagi tahun 2021, 2020, dan 2019 dari laporan kejadian keracunan pangan tidak ada laporan (keracunan chiki ngebul), itu belum kita temukan," kata Anas dalam konferensi pers secara daring, Kamis (12/1/2023) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com