JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, jajarannya masih membahas produk drone dan senjata sniper yang akan digunakan para infanteri Korps Marinir.
Ali mengungkapkan bahwa TNI AL telah mendapatkan penawaran dari sejumlah pihak.
"Memang kami sedang memilih mana yang terbaik di antara yang sudah ditawarkan kepada kami, dan kami tetap mengutamakan produk dalam negeri," ujar Ali di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (16/1/2023).
Namun, Ali mengatakan, tidak menutup kemungkinan untuk membeli drone dan senjata sniper dari luar negeri.
"Apabila ada hal-hal yang spesifik terkait dengan peralatan, bisa saja kami membeli dari luar negeri. Namun, tetap yang didahulukan adalah yang di dalam negeri," kata Ali.
"Begitu pula drone, beberapa industri pertahanan dalam negeri sudah ada yang bisa membuat drone. Namun, nanti kami lihat kecanggihannya dan kami bandingkan," ujarnya lagi.
Diberitakan sebelumnya, TNI AL tengah menjajaki pembelian drone hingga senjata sniper yang akan digunakan untuk para infanteri Korps Marinir.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono mengatakan, senjata sniper yang diincar tersebut merupakan salah satu yang paling modern.
Selain itu, Heri mengungkapkan, TNI AL juga sedang menjajaki pengadaan senjata perorangan untuk prajurit pasukan khusus, yakni Detasemen Jalamangkara (Denjaka) dan Intai Amfibi (Taifib).
“Kita juga sedang membeli alat perorangan senjata untuk melengkapi pasukan khusus kita, yaitu Denjaka dan Taifib, juga perorangan pasukan-pasukan infanteri (Marinir), ada sniper yang paling modern, ada drone,” ujar Heri usai memimpin upacara peringatan HUT ke-77 Korps Marinir di Sarang Petarung Marinir, Cilandak, Jakarta, 15 November 2022.
Baca juga: Kapal China Wara-wiri di Laut Natuna, KSAL Sebut Situasi Kondusif
Saat itu, Heri mengakui bahwa upaya mendatangkan drone untuk Korps Baret Ungu tak lepas dari kecamuk peperangan antara Rusia dan Ukraina.
Ia mengatakan, peperangan kedua negara banyak melibatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) drone.
Untuk itu, prajurit berjuluk “Hantu Laut” pun tengah dirancang untuk mengarah pada penggunaan alutsista tersebut.
“Insya Allah di 2023-2024 nanti kami akan mengambil senjata itu, perlu proses, ada negosiasi, ada penawar, ada syarat-syarat bagaimana bisa memiliki senjata tersebut dan sebagainya, Insya Allah tahun 2023 nanti,” kata Heri.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Proyek Elang Hitam Dihentikan, Ambisi RI Punya Drone Kombatan Pupus
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.