Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SATU waktu, saya dihubungi oleh nomor yang tidak dikenal. Pengirim pesan tampak sok kenal. Bahkan dia mencoba telepon dan video call. Tentu saja saya abaikan.

Setelah dia mengenalkan diri, saya cukup kaget. Dia adalah teman saya yang sedang menjalani hukuman penjara karena kasus penjualan narkoba.

Saya tidak mau ambil risiko berhubungan dengan bandar narkoba, teman sekalipun. Karena itu saya block nomor handphone-nya.

Beberapa hari kemudian, dia menghubungi saya dengan nomor lain. Saya kembali memblokirnya. Di nomor ketiga, saya terpaksa menanggapinya.

Singkat cerita, dia minta dikirim makanan cepat saji. Mungkin itu adalah modus agar saya menjenguknya di lapas tempat di mana dia dihukum. Saya menjeguknya, bersama seorang teman yang juga mengenal narapidana tersebut.

Di tengah perbincangan, dia menyampaikan kalau berkasnya kini sedang diteliti oleh majelis hakim di Mahkamah Agung untuk proses Peninjauan Kembali. Katanya, dia memilih langkah PK karena vonis pertamanya hanya delapan tahun.

Namun jaksa melakukan banding dan vonisnya kini bertambah menjadi 12 tahun. Karena itu dia berupaya mengajukan PK dengan harapan hukumannya dikembalikan seperti vonis pertama.

Warga Jakarta tersebut menceritakan bahwa ratusan juta rupiah uangnya sudah dikeluarkan selama proses penyidikan dan persidangannya.

Tentu perlu ditelisik lebih jauh dari mana biaya untuk proses banding tersebut. Tampak kelindan sempurna sebuah kejahatan.

Giginya tampak hitam, grepes dan terjadi dislokasi di beberapa sisi. Itu menunjukkan dia masih aktif menyalahgunakan narkoba dari dalam penjara.

Saya geleng-geleng dan tidak dapat menutupi ekspresi protes kepadanya. Alasan dia adalah itu pilihan satu-satunya agar tetap survive selama berada di dalam penjara.

Sementara beberapa pengedar yang ditangkap BNNP DKI Jakarta akhir-akhir ini melibatkan residivis. Bahkan, beberapa dari mereka dikendalikan oleh narapidana dari dalam penjara.

Keterlibatan narapidana dalam peredaran narkoba tentu selalu menyisakan tanda tanya, apakah mereka telah berhasil mengelabui atau bahkan ‘membeli’ petugas.

Pertemuan saya terhadap mereka mengingatkan saya pada sosok El Chapo. Pimpinan kartel Sinaloa yang bernama lengkap Joaquín Archivaldo Guzmán Loera dan juga istrinya saat ini dipenjara super ketat di Amerika Serikat, tapi bisnis haramnya tidak dapat dihentikan. El Chapo tetaplah raja narkoba.

Apa yang membuatnya begitu kuat adalah karena pundi-pundi uang yang telah dihimpunnya. Seperti ayahnya, dua putranya pun berperilaku sebelas-dua belas.

Kekuatan uangnya telah lama mewujud menjadi senjata, tentara bayaran, dan tentu saja alat suap dan pat gulipat dengan petugas dan pejabat korup.

Sebagai catatan, tahun 2020 lalu, anak El Chapo ditangkap. Kerusuhan kemudian meletus di Kota Culiacan, Meksiko. Dengan terpaksa, petugas melepaskan kembali penerus kerajaan kartel Sinaloa tersebut.

Tentakelnya solid. Selnya terkoneksi dengan adaptif, kaku di satu sisi dan lentur di sisi yang lain. Walau dirinya telah ditangkap, pemerintah Amerika Serikat tetap dibuat tidak nyaman dengan gurita jaringannya.

Pasar narkoba

Narkoba memang bisnis yang sangat menggiurkan. Eksitensinya dijamin abadi karena karakter pasar yang terbentuk susah untuk dirusak, pasar candu.

Sebagaimana juga di belahan dunia lain, narkoba dengan harga tinggi dan pasar paling kuat di Indonesia saat ini adalah jenis amphetamine type stimulant terutama shabu dan ekstasi.

Data penyitaan dan kebutuhan pasar dua jenis narkoba tersebut selalu menempati posisi teratas yang dirilis oleh BNN dalam sepuluh tahun terakhir, termasuk akhir tahun 2022 lalu.

Ganja memang tetap nomor satu di pasar narkoba Indonesia, tapi secara bisnis perputaran uang ganja tidak seberapa.

Narkoba sitaan BNN tahun 2022, yaitu 3,3 ton shabu diperkirakan bernilai lima kali lebih besar jika dikonversi ke dalam rupiah jika dibandingkan dengan sitaan 115 ton ganja tahun yang sama. Belum lagi jika ditambah dengan sitaan shabu dari jajaran kepolisian.

Narkoba jenis shabu, seperti yang disebutkan petugas dalam berbagai kesempatan rilis, umumnya berasal Golden Triangle yang masuk ke Indonesia melalui Malaysia. Disparitas harga dengan negara tersebut memang bisa mencapai tiga sampai lima kali lipat.

Posisi Indonesia sebagai negara pasar persis seperti Amerika Serikat yang menjadi pasar utama narkoba dari negara-negara Amerika Selatan. Hukum alamiah pasar, demand dan supply tampak abadi.

Kebijakan menanggulangi peredaran narkoba tidak dapat dilakukan dengan cara biasa. Indonesia termasuk negara yang memberikan perhatian terhadap persoalan ini dengan adanya lembaga khusus seperti Badan Narkotika Nasional yang diberikan kewenangan dari hulu hingga hilir atas masalah narkoba.

Mencari jalan lain

Juan Carlos Garzón and John Bailey, dalam salah satu artikelnya di buku The Handbook of Drugs and Society (2016), menyebutkan salah satu dari empat model upaya mereduksi narkoba adalah the short?sheet effect.

Model ini mengacu kepada pengalihan alokasi anggaran dari prioritas penindakan hukum kepada non-penegakan hukum (the displacement of budget priorities).

Juan Carlos dan John Bailey melihat bahwa prioritas bantuan anggaran Amerika Serikat kepada Amerika Latin lebih banyak terhadap penegakan hukum. Dalam rentang tahun 2002 hingga 2013, keduanya mencatat bantuan mencapai 6,6 miliar dollar Amerika Serikat atau hampir 100 triliun rupiah.

Namun, situasi kejahatan narkoba tampak tidak berubah dan bahkan memiliki dampak ikutan lainnya seperti aktivitas kekerasan, pelanggaran HAM, dan lainnya.

Karena itu, penganggaran yang diprioritaskan kepada penegakan hukum semata dianggap gagal dan perlu pendekatan lain.

Belajar dari kebijakan stagnasi perang terhadap narkoba yang Amerika Serikat lakukan di negara-negara Amerika latin, Indonesia dapat memodifikasi kebijakan tersebut terhadap negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Negara-negara tersebut merupakan pusat produksi dan distribusi narkoba jenis shabu.

Indonesia dapat menuntut negara-negara tersebut untuk benar-benar mengawasi agar narkoba tidak mengalir ke Indonesia.

Selain itu, intervensi dapat berupa program-program pencegahan dan pemberdayaan di daerah yang menjadi jalur utama penyelundupan.

Saya pernah melakukan kunjungan di Pulau Penang, Malaysia. Daerah tersebut adalah salah satu daerah yang menjadi pusat penyelundupan narkoba ke Indonesia, khususnya ke daerah Aceh dan Sumatera Utara.

Fakta menarik yang saya temukan adalah bahwa terdapat kantong-kantong warga asal Aceh yang berada di Pulau Penang dan sebagiannya diduga terkait dengan jaringan penyelundupan narkoba ke Sumatera.

Jadi, penerapan model short-sheet effect sebagai jalan lain dapat dilakukan dengan lebih serius.

Program dapat berupa pencegahan dan pemberdayaan terhadap warga Indonesia di daerah atau negara tersebut untuk tidak terlibat dalam jaringan narkoba sehingga penyelundupan narkoba ke Indonesia dapat berkurang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ketika Anies Singgung Pihak yang Berkuasa untuk Selesaikan Tugasnya...

Ketika Anies Singgung Pihak yang Berkuasa untuk Selesaikan Tugasnya...

Nasional
Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Nasional
Paspor 8 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Sudah Dikembalikan

Paspor 8 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Sudah Dikembalikan

Nasional
Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan 'Budgeting'

Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan "Budgeting"

Nasional
Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Nasional
BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

Nasional
Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Nasional
Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Nasional
Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Nasional
Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Nasional
Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Nasional
Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Nasional
Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Nasional
PKS Sebut Sandiaga Tak Masuk Kandidat Cawapres Anies

PKS Sebut Sandiaga Tak Masuk Kandidat Cawapres Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com