Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Dicabut, Pakar Sarankan Pemerintah Perkuat Surveilans, "Tracing", dan Vaksinasi

Kompas.com - 02/01/2023, 11:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi, Tjandra Yoga Aditama, menyarankan pemerintah untuk memperkuat lima hal usai PPKM dicabut pada 30 Desember 2022.

Lima hal tersebut terdiri dari memperkuat surveilans, tracing (pelacakan), tes Covid-19,  vaksinasi, dan penyuluhan kesehatan.

"Setidaknya ada lima hal yang tentu terus dilanjutkan oleh pemerintah agar Covid-19 benar-benar dapat sepenuhnya terkendali. Lima hal ini juga merupakan fundamental penting pengendalian penyakit menular apa pun," kata Tjandra dalam siaran pers, Senin (2/1/2023).

Tjandra mengatakan, surveilans harus dilanjutkan dengan cermat yang tidak hanya berdasar gambaran klinik, tetapi perlu berdasar laboratorium.

Baca juga: PPKM Dicabut, Jokowi: Semoga Bisa Dorong Ekonomi Tumbuh Lebih Baik

Bahkan, sampai ke pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) saat pemeriksaan tertentu.

"Contoh lain kegiatan surveilans adalah pengamatan terus menerus angka demam dengue (yang dikenal luas dengan demam berdarah dengue DBD) sehingga di musim penghujan ini masalah segera dapat diidentifikasi dan dicegah perluasannya," ujar Tjandra.

Kedua, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara juga mengimbau penyediaan tes perlu diperluas mengingat saat ini sudah tidak diwajibkan lagi.

Pemerintah, menurut dia, perlu memastikan bahwa warga dapat mudah mengaksesnya jika membutuhkan tes antigen/PCR.

Perusahaan-perusahaan besar seperti BUMN juga dapat menyediakan alat tes dan membagikannya ke karyawannya.

"Ada rencana juga untuk menyediakan alat tes antigen di apotek, sementara kita tahu bahwa di banyak negara alat tes antigen dapat saja dibeli di berbagai toko dan supermarket," kata Tjandra.

Baca juga: PPKM Dicabut, Seluruh Kepala Daerah Diimbau Gencarkan Vaksinasi Covid-19

Ketiga, tracing perlu dilanjutkan. Sebagaimana konsep pengendalian penyakit menular pada umumnya, kontak dari yang positif Covid-19 harus di identifikasi supaya penularan tidak meluas di masyarakat.

"Penyebaran penyakit perlu di cegah. Salah satu contoh penyakit menular lain adalah tuberkulosis. Kontak dari pasien juga harus ditemukan dan bahkan diberikan terapi pencegahan," ujar Tjandra.

Keempat, mengakselerasi vaksinasi. Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta mantan Kabalitbangkes ini mengatakan, vaksinasi Covid-19 perlu dijaga dan ditingkatkan cakupannya, sebagaimana penyakit menular lain yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Terakhir, selalu melakukan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat mengatasi dampak dari Covid-19.

"Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan salah satu hal penting yang perlu terus menerus dilakukan, baik tentang Covid-19, tentang berbagai penyakit menular dan tidak menular lainnya serta juga selalu mengajak masyarakat luas melakukan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Tjandra.

Baca juga: PPKM Dicabut, Masyarakat Diminta Tetap Waspadai Potensi Subvarian Baru Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com